29 January 2022, 07:30 WIB

Tiongkok Rilis Daftar Pejaat Asing yang akan Hadir di Olimpiade Beijing 2022


Basuki Eka Purnama |

TIONGKOK, Jumat (28/1), merilis daftar kedatangan pejabat asing untuk Olimpiade Musim Dingin, yang akan dimulai pada pekan depan. Mereka mencakup pemimpin Rusia, Arab Saudi, dan Mesir, yang akan menghadiri event olahraga yang secara diplomatis dijauhi oleh beberapa negara Barat itu.

Beijing sangat ingin mendapat dukungan internasional untuk Olimpiade Musim Dingin yang paling dipolitisasi dalam sejarah baru-baru ini.

Beberapa negara Barat telah mengumumkan boikot diplomatik terkait catatan hak asasi manusia Tiongkok, khususnya tindakan kerasnya terhadap Muslim Uyghur di wilayah barat Xinjiang yang oleh Amerika Serikat (AS) disebut sebagai genosida.

Baca juga: Human Rights Watch Ingatkan Atlet tidak Bicara HAM di Olimpiade Beijing 2022

Stasiun televisi Tiongkok CCTV merilis daftar terbaru tamu-tamu untuk upacara pembukaan, Jumat (4/2), yang mencakup banyak tetangga Tiongkok, sejumlah bangsawan dan pemimpin dari negara-negara otokratis.

Di antara lebih dari 20 tamu dalam daftar ada nama Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Presiden Rusia Vladimir Putin, tahun lalu, adalah pemimpin asing pertama yang mengonfirmasi kehadirannya di Olimpiade Beijing 2022 dan termasuk dalam daftar yang dirilis, Jumat (28/1).

Para pejabat akan menghadiri upacara pembukaan 4 Februari, jamuan selamat datang dan kegiatan bilateral yang relevan dengan Presiden Xi Jinping, lapor CCTV seperti dikutip AFP.

Mereka akan datang meskipun ada boikot diplomatik yang dipimpin AS oleh negara-negara dunia, termasuk Inggris, Kanada, Australia, dan Denmark terkait catatan hak-hak asasi Tiongkok.

Negara-negara lain seperti Jepang tidak mengirimkan pejabat dan telah menyuarakan keprihatinan tentang hak asasi manusia di Tiongkok sambil menghindari mengumumkan secara resmi bahwa mereka adalah bagian dari boikot.

Beberapa negara Barat seperti Belanda menolak mengirimkan pejabat terkait pembatasan perjalanan pandemi yang ketat di Tiongkok.

Kelompok hak asasi manusia telah lama menuduh Sisi, Pangeran Mohammed, dan Putin melakukan pelanggaran hak di negara-negara mereka.

Daftar yang dirilis CCTV juga mencakup para pemimpin dari negara tetangga Asia Tengah yang sebagian besar otoriter, serta Emir Qatar dan Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed.

Bangsawan lainnya termasuk Putri Sirindhorn dari Thailand dan Pangeran Albert II dari Monako.

Para undangan Eropa yang dikonfirmasi termasuk Presiden Polandia Andrzej Duda dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres termasuk di antara para pemimpin institusi global yang akan datang ke Olimpiade.

Kedatangan para pejabat tinggi akan memulai kesibukan aktivitas diplomatik tatap muka untuk Xi yang tetap berada di Tiongkok selama pandemi covid-19 ketika negara itu mengejar strategi nol-Covid yang ketat.

Xi menerima ketua Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach di Beijing, awal pekan ini, yang merupakan pertemuan tatap muka pertamanya dengan pejabat asing yang berkunjung dalam dua tahun terakhir.

Para pengkritik keputusan IOC yang memberikan Olimpiade Musim Dingin ke Beijing telah lama menyinggung soal catatan hak asasi manusia di Tiongkok.

Pengawasan terhadap negara tuan rumah biasanya meningkat menjelang Olimpiade mana pun, tetapi Tiongkok di bawah Xi menjadi lebih otoriter dan berotot di panggung dunia.

Dibandingkan dengan saat Olimpiade Musim Panas 2008, hubungan Tiongkok dengan kekuatan Barat dan banyak tetangganya kini jauh lebih rumit.

Kelompok hak asasi manusia percaya setidaknya 1 juta orang Uyghur dan Muslim berbahasa Turki lainnya telah dipenjara di Xinjiang. Tiongkok menyangkal genosida atau keberadaan kamp kerja paksa.

Dikatakan bahwa jaringan luas kamp yang telah dibangun di sana adalah pusat pelatihan kejuruan untuk mendukung pekerjaan dan memerangi ekstremisme agama.

Tindakan keras politik yang sedang berlangsung di Hong Kong juga telah meregangkan hubungan dengan banyak negara Barat.

Catatan terkait pengawasan teknologi Tiongkok juga membebani persiapan Olimpiade, dengan beberapa negara dan peneliti keamanan siber memberi tahu para atlet dan lainnya yang hadir untuk tidak menggunakan ponsel dan laptop sementara.

Beijing telah menepis kekhawatiran itu dan menuduh AS dan kekuatan Barat lainnya memolitisasi Olimpiade kali ini. (Ant/OL-1)

BERITA TERKAIT