23 September 2021, 22:15 WIB

Eko Yuli Wujudkan Mimpi meski Sempat Ditentang Orangtua


mediaindonesia.com |

LIFTER Eko Yuli Irawan sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Ia adalah atlet angket besi peraih medali di beberapa ajang olahraga internasional.

Prestasi terbaru Eko Yuli ialah membawa pulang medali perak lewat penampilannya di pentas Olimpiade Tokyo 2021. Namun demikian, keberhasilannya itu tidak didapatkan secara instan. Eko Yuli harus melalui beberapa proses dan perjuangan berat. Ia bahkan pernah ditentang oleh keluarganya sendiri.

Pria asal Lampung ini menuturkan kisahnya jatuh cinta dengan cabang olahraga angkat besi. Ia mengaku menggeluti bidang olahraga ini justru secara tidak sengaja. Eko Yuli semula hanya menyalurkan hobinya di bidang olahraga dan bercita-cita ingin memiliki piala dari kegemarannya berolahraga.

Sebab, ia merasa tidak terlahir dari keluarga atlet atau olahragawan. Eko Yuli hanya ingin memiliki piala yang bisa dibanggakan dan dipajangnya di rumah.

"Tadinya memang tidak sengaja terjun di dunia angkat besi. Di rumah pingin punya piala. Kalau lewat pendidikan tidak mungkin olahraga saja yang memang sudah hobi, dan rezeki saya ternyata di angkat besi," tutur Eko Yuli dalam webinar Bincang Inspiratif Visa bertemakan 'Wujudkan Mimpi di Tengah Keterbatasan', baru-baru ini.

Oleh karenanya, pria kelahiran 24 Juli 1989 ini mengaku tidak ada beban saat menekuni olahraga angkat besi. Tempatnya berlatih diibaratkan sebagai tempatnya bermain. Karena selama latihan tidak ada paksaan, ia pun merasakan kenyamanan dan malah mampu mengukir prestasi.

"Latihan itu udah kaya tempat main bagi saya, karena di sana ramai banyak teman," tambahnya.

Padahal, saat memulai latihan, Eko Yuli mengaku tanpa sepengetahuan orangtuanya. Sebab, ia takut tidak dapat izin orangtuanya karena ia harus membantu orangtua dengan menggembala sapi. "Kalau bilang (latihan), takut orangtua mikir akan melalaikan tanggung jawab saya," tuturnya.


Baca juga: DBON Juga Sasar Pembinaan Atlet Penyandang Disabilitas


Namun, lambat laun Eko Yuli pun mulai berbicara kepada orangtuanya. Ia tetap akan berlatih angkat besi dan tidak mengabaikan tanggung jawabnya tersebut. Setelah 10 bulan latihan, tepatnya pada 2001, ia pun mengikuti kejuaraan nasional dan langsung sukses meraih medali emas.

Sejak itu, Eko Yuli mulai memiliki mimpi yang lebih besar dan termotivasi oleh pelatihnya. "Mulai termotivasi karena pelatih saya bilang, kalau menang bisa banggain kedua orangtua kata pelatih saya, dari situ mulai punya mimpi," ungkapnya.

Ambisi itu pun membawanya merantau ke Bogor pada 2001 untuk mengikuti pelatihan yang mengharuskannya jauh dari keluarga. Namun, berada jauh dari orangtua membuat Eko Yuli berpikir harus mampu membawa pulang prestasi yang memuaskan.

Setelah beberapa tahun merantau, ia ternyata belum mampu memperlihatkan hasil, hingga orangtua terutama ibunya memintanya untuk kembali ke rumah. "Pada 2004 orangtua frutrasi duluan nyuruh pulang karena belum ada hasil, terutama ibu yang berpikir tidak bisa beri uang saku. Akhirnya saya menenangkan ibu dan minta waktu setahun untuk membawa hasil. Akhirnya terjawab, dan saya pun bisa memberikan sesuatu untuk orangtua," tuturnya.

Selama empat tahun di Bogor, kemudian ia mulai masuk pelatnas yang memberinya kesempatan untuk bertanding di kejuaran internasional.
Eko Yuli yang masih remaja itu pun memulai debut internasional di usia 17 tahun pada ajang Junior World Weightlifting Championship 2006 di Hangzhou, Tiongkok.

Sejak saat itu, Eko memenangi berbagai kompetisi internasional, dengan pencapaian paling berkesan adalah meraih dua medali emas dalam ajang Asian Games 2018 di Indonesia dan International Weightlifting Federation World Championship 2018 di Turkmenistan.

Setelah berhasil meraih medali perak dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020, Eko Yuli kini fokus untuk meraih medali emas dalam ajang PON XX di Papua mendatang. "Tanding di PON tanggal 6 Oktober mewakili Jawa Timur, saya sama sekali tidak meremehkan atlet lain, masih harus melihat bagaimana lawan saya nanti," ujarnya. (RO/S-2)

Prestasi Eko Yuli Irawan:
2006 – Debut internasional pertama Junior World Weightlifting Championship, Hangzhou, Tiongkok
2007 – Medali perunggu World Weightlifting Championship, Chiang Mai, Thailand
2007 – Medali emas Sea Games Thailand
2007 – Medali emas dan the best lifter Junior World Championship, Praha, Republik Ceko
2008 – Medali emas PON XVII di Kaltim
2008 – Medali perak Asian Weightlifting Championship, Kanazawa, Jepang, kelas 62 Kg
2008 – Medali perunggu Olimpiade Beijing 2012
2009 – Medali perak World Weightlifting Championship, Goyang, Korea Selatan, kelas 62 kg
2011 – Medali emas Summer Universiade, Tiongkok
2011 – Medali perunggu World Weightlifting Championship, Paris, Prancis, kelas 62 Kg
2012 – Medali perunggu Olimpiade London 2012
2013 – Medali emas SEA Games
2014 – Medali emas World Weightlifting Championship, Almaty, Kazakhstan
2016 – Medali perak Olimpiade Rio 2016
2018 – Medali World Championship, Ashgabat, Turkmenistan, kelas 61 Kg
2018 – Medali emas Asian Games, Indonesia
2019 – Medali emas SEA Games, Filipina
2019 – Medali perak World Weightlifting Championship, Pattaya, Thailand, kelas 61 Kg
2021 – Medali perak Olimpiade Tokyo 2020, kelas 61 Kg, total angkatan 302 Kg.

BERITA TERKAIT