07 June 2023, 14:44 WIB

Pabrik Daur Ulang Sampah Botol Plastik Kategori Food Grade Dibangun di Kendal


Haufan Hasyim Salengke |

POLUSI yang diakibatkan limbah plastik merupakan masalah pelik bagi semua negara. Setiap tahun, sekitar 8 hingga 12 juta ton plastik berakhir di lautan. 

Menurut data statistik persampahan domestik Indonesia, produksi sampah plastik di dalam negeri mencapai 5.4 juta ton per tahun atau 14% dari total produksi sampah.

Untuk menjawab persoalan limbah plastik itu, diperlukan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan dengan menggunakan pendekatan ekonomi sirkuler. 

Baca juga: Dukung Lingkungan Sehat Berkelanjutan, Panasonic Gelar Kompetisi Daur Ulang Kardus

Salah satu kolaborasi terbaru untuk menjawab persoalan limbah plastik di Indonesia adalah pembangunan pabrik daur ulang botol rPET atau polietilen tereftalat daur ulang, di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. 

Fasilitas milik PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia tersebut akan dibangun di area seluas 2,6 ha.

Dukung Target Indonesia Bebas Sampah Plastik 2040

Pembangunan fasilitas produksi rPET berkualitas tinggi untuk dimanfaatkan kembali sebagai kemasan atau pembungkus makanan itu diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi upaya mewujudkan target Indonesia bebas sampah plastik di tahun 2040.

Baca juga: Upaya Melawan Polusi Plastik di Hari Lingkungan Sedunia 2023

Upacara peletakan batu pertama pabrik daur ulang tersebut dilakukan oleh Dr. Axel Schweitzer, Pemilik dan Ketua ALBA Group Asia pada Selasa (6/6/2023). 

Ia memimpin acara dengan didampingi oleh Dian Kurniawati, mitra usaha patungan ALBA dan Pendiri PT Tridi Oasis Group, serta Wakil Presiden ADB untuk Operasi Sektor Swasta dan Kemitraan Publik–Swasta, Ashok Lavasa.

Menurut Schweitzer, ALBA Group Asia senantiasa berupaya mewujudkan visi perusahaan tentang 'Dunia Tanpa Limbah'. Karena itu, keputusan untuk melebarkan wilayah operasi ke  Indonesia dan mendirikan fasilitas daur ulang diharapkan dapat membantu Indonesia keluar dari krisis sampah laut. 

“Untuk proyek strategis ini, ALBA sangat bangga menggunakan keahlian dari sister company kami yang berbasis di Jerman, Interzero dan proyek serupa di Asia, untuk mengembangkan konsep, membangun, dan mengoperasikan fasilitas ini,” ujar Axel Schweitzer, Rabu (7/6/2023) dalam keterangannya.

Tingkatkan Jumpah Pengumpulan Sampah

Schweitzer menambahkan, kehadiran fasilitas tersebut meningkatkan jumlah pengumpulan sampah di Indonesia melalui penciptaan pasar sampah botol plastik.

Dia percaya, proyek ini membawa dampak sosial yang positif melalui jalinan kerjasama dengan para pengumpul sampah lokal serta pembukaan berbagai lowongan kerja di Kendal dan Jawa Tengah.

Baca juga: Rompi Hasil Daur Ulang Sampah Plastik Dibagikan ke Pedagang

“ALBA menyumbangkan pengetahuan teknologi dan keunggulan operasionalnya serta kemampuan penjualan dan pemasaran global untuk hasil berkualitas tinggi. Fasilitas baru ini akan menampung peralatan canggih yang mampu memproses botol minuman PET dan mengubahnya menjadi serpihan rPET berkualitas tinggi dan pelet rPET yang memenuhi standar kualitas untuk digunakan sebagai kemasan makanan,” lanjutnya. 

Peralatan dalam pabrik daur ulang yang dimiliki ALBA diproduksi oleh produsen-produsen teknologi terkemuka di Asia dan Eropa. Pabrik daur ulang itu telah dirancang untuk meminimalkan emisi udara dan memiliki proses pengolahan air yang canggih dan terintegrasi untuk memastikan keamanan pembuangan air ke sistem drainase.

Baca juga: Le Minerale dan Cosmonauts Luncurkan Koleksi Baju dari Botol Daur Ulang

Peralatan yang dimiliki ALBA dapat menghasilkan sekitar 36.000 ton PET daur ulang setiap tahunnya, termasuk PET daur ulang berkategori food-grade. Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan botol PET baru untuk dikonsumsi kembali, baik di Indonesia maupun untuk tujuan ekspor. 

Untuk memenuhi kapasitas produksi sebesar 36.000 ton itu, pabrik membutuhkan sekitar 48.000 ton limbah botol PET setiap tahunnya. Botol-botol tersebut akan dikumpulkan dari Jawa dan sekitarnya.

Dian Kurniawati, mitra usaha patungan ALBA menyatakan bahwa pihaknya senang dapat bekerja sama dengan ALBA karena perusahaan tersebut dinilai memiliki komitmen yang kuat dalam pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. 

Baca juga: Indonesia Dukung Penuh dan Aktif bagi Terbentuknya 'Plastic Treaty'

“Selain bertujuan untuk memecahkan masalah limbah dan menciptakan nilai ekonomi, investasi ALBA juga dilakukan dengan pendekatan gender. Jal tersebut memberdayakan UKM lokal dan mengingkatkan kemampuan pengusaha wanita,: jelasnya.

"Kami percaya bahwa kemitraan ini merupakan contoh penting bagaimana masalah sosial dan lingkungan dapat diselesaikan melalui kolaborasi strategis dari berbagai pemangku kepentingan,” kata dia.

Dalam membangun fasilitas daur ulang bernilai total investasi sekitar US$60 juta, ALBA bermitra dengan Bank Pembangunan Asia (ADB).

“Saat ini terdapat kebijakan global yang kuat dan dorongan masyarakat untuk meningkatkan penggunaan plastik daur ulang. ADB sangat senang dapat bekerja sama dengan ALBA untuk mendukung prakarsa penting ini dan berharap dapat melanjutkan kemitraan di masa mendatang,” ungkap Ashok Lavasa.

BERITA TERKAIT