MASALAH sampah memang menjadi persoalan hampir di seluruh dunia, terutama di kota-kota besar. Itu sebabnya berbagai terobosan dan upaya dilakukan berbagai kepala daerah untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya seperti dilakukan Pemerintah Kabupaten Klungkung lewat progam Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS).
Hasil terlihat kini. Program pengelolaan sampah itu berhasil dilaksanakan di Kabupaten Klungkung ke dunia internasional. Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta memaparkan program inovasi itu dalam acara peluncuran dan acara Kick-off proyek regional peningkatan pengelolaan sampah perkotaan di Asia Tenggara atau ASEAN Municipal Solid Waste Management. Enhancement (AMUSE) di Conrad Bali, Nusa Dua, Bali.
Baca juga: Syamsunar: Kurangi Produksi Sampah dengan Bahan Ramah ...
“TOSS merupakan program pengelolaan sampah yang dimulai dengan pemilahan sampah dari rumah tangga di Kota Semarapura, yang terdiri dari 6 kelurahan. Selanjutnya, sampah organik diolah menjadi kompos, sampah anorganik dijadikan bahan daur ulang untuk industri daur ulang, dan sebagian residu diolah menjadi (RDF) Refuse Derived Fuel untuk Energi Baru Terbarukan (EBT),” tutur Suwirta .
Proyek AMUSE dilaksanakan di bawah Sekretariat ASEAN dan Kementerian Ekonomi dan Pembangunan Jerman. “AMUSE ini bertujuan untuk meninjau struktur tata kelola proyek dan pelaksanaan rencana proyek, memberikan arahan dan rekomendasi untuk memastikan semua target yang ditetapkan dapat tercapai, termasuk menjelaskan tahap demi tahap pertukaran pembelajaran dengan topik pengelolaan sampah kota dan pariwisata berkelanjutan di ASEAN,” papar Penasehat Utama dan Penasihat Koordinator Klaster ASEAN, Shameer Khanal Shaliha Afifa Anistia.
Program TOSS Center ini telah meraih penghargaan sebagai inovasi pelayanan publik Top 40 pada 2018 dan Top 5 Outstanding Achievement pada 2022.
Apresiasi juga datang dari Menteri Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Republik Kongo, Arlete Soudan Nonault saat mengunjungi Kabupaten Klungkung. "Saya sangat kagum dengan inovasi ini. Saya sudah menyaksikan langsung kegiatan operasional untuk mengolah sampah organik dan anorganik dan saya sangat mengapresiasinya. Ini betul-betul pengolahan sampah yang sangat efektif dan saya mewakili Republik Kongo sangat tertarik untuk segera mengaplikasikan mesin pengolah sampah residu rekayasa dari Klungkung di negara kami,” ujar Menteri Arlete.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan (LHK), Siti Nurbaya Bakar pun sepakat bahwa program TOSS sangat efektif mengatasi permasalahan sampah. “Saya sangat mengapresiasi program ini, bukan saja karena inovasinya namun karena pemerintah dan masyarakatnya sudah sama sama bergerak serius untuk menuntaskan masalah sampah ini. Masalah sampah perlu dituntaskan bersama dengan upaya salah satunya dimulai dari memiliki pola pikir tentang lingkungan, bagaimana sampah dari hulu hingga hilir, kemudian apa saja yang dilakukan di dalam proses itu, siapa yang terlibat dan hal yang membuat sampahnya terkelola dengan baik.” (RO/A-1)