TRAYEK Bus Kupang-Dili, Timor Leste resmi beroperasi, Kamis (30/3).
Pembukaan trayek ini sekaligus menghubungkan kembali jalur darat antara
Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste yang terputus sejak 1999.
Begitu juga silaturahmi antara warga NTT dan Timor Leste yang masih
bersaudara, kembali terjalin, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan perbatasan.
Sebanyak dua bus milik Perum Damri dan Perusahaan Otobus (PO) Bagong, dilepas dari Terminal Bus Tipe A Bimoku di Kelurahan Lasiana, Kota Kupang sekitar pukul 09.19 Wita.
Setiap bus mengangkut 20 penumpang yang akan menempuh jarak sekitar 405
kilometer dengan lama perjalanan lebih dari 12 jam. Untuk trayek perdana ini, seluruh penumpang tidak dipunggut biaya.
Pelepasan dilakukan bersama-sama oleh Dirjen Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hendro Sugiatno, Dirjen Transport dan Komunikasi Timor Leste Constantihno Pareira Soares dan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat.
Sebelum seremoni pelepasan bus, para delegasi dari Timor Leste serta
Kementerian Perhubungan dan Forkompimda NTT berkumpul di ruangan untuk
mengikuti sambutan yang diawali dengan menyanyaikan lagu kebangsaan
kedua negara.
Dalam sambutannya, Hendro Sugiatno menyebutkan pada awal pembukaan
trayek ini, Kemenhub menyiapkan lima bus, sedangkan Timor Leste
menyiapkan dua bus. "Jika pertumbuhan penumpang bagus, kita akan tambah
armadanya," ujarnya.
Seluruh bus sudah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai mulai dari
pendingan udara dan tempat duduk yang cocok untuk perjalanan jauh..
"Kita tentukan tarifnya, saya yakin akan mampu dipenuhi masyarakat NTT," tambahnya.
Angkutan barang
Bus yang disiapkan memiliki fasilitas AC dan non toilet dengan tarif
Rp350.000 per penumpang, bus AC dan toilet sebesar Rp375.000 per
penumpang, sedangkan bus AC, toilet, wifi, mobile charge dan TV sebesar
US$40 sampai US$60.
Setelah sukses membuka trayek bus penumpang, ke depan, Kemenhub rencana
membuka buka trayek angkutan barang.
Menurut Hendro, angkutan barang sudah diterapkan antara Malaysia dan
Brunei Darussalam, dan sudah memberikan dampak yang sangat positif dalam memperkuat daya saing dan pertumbuhan ekonomi di kawasan perbatasan.
"Kita berharap dengan membuka komersial bus antara Kupang dan Dili, ke
depan kita bisa bekerja sama dalam bidang angkutan barang," ujarnya.
Dirjen Transport dan Komunikasi Timor Leste. Constantihno Pareira Soares menyatakan upaya pembukaan trayek bus Kupang-Timor Leste pernah dirintis, namun tutup karena berbagai alasan. "Kami mengharapkan adanya kesuksesan dalam operasi bus ini ke depan," ujarnya.
Dia juga mengharapkan, arus transportasi darat antara kedua negara terus meningkat yang nantinya mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan. "Saya mengapresiasi dan selamat kepada operator bus atas dedikasinya mengunakan bus komersial dari Kupang ke Dili dan Dili ke Kupang."
Gubernur NTT Viktor Laiskodat berharap ke depan Indonesia dan Timor
Leste bekerja sama membuka jalur kereta cepat Kupang-Dili. Sumber daya alam Nusa Tenggara Timur maupun Timor Leste sangat besar, namun saat ini belum dikelola secara maksimal. "Jika potensi yang ada dikelola dengan baik akan mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat di wilayah ini," tandasnya. .
Menurutnya, hanya pulau kecil seperti Timor yang di dalamnya terdapat
dua negara. NTT juga memiliki 15 bandara dan 43 pelabuhan terbanyak di
Indonesia. "Tetapi kapalnya tidak ada," ujarnya.
Potensi padang pengembangan ternak juga sangat luas yang bisa menyuplai daging untuk kebutuhan nasional bekerja sama dengan Timor Leste. (N-2)