23 March 2023, 14:57 WIB

Kemenkominfo Gelar Literasi Digital Sektor Pendidikan di Aceh


Mediaindonesia.com |

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry menyelenggarakan Literasi Digital Sektor Pendidikan secara luring di Aula Auditorium UIN Ar-Raniry, Kota Banda Aceh, Selasa (14/3).

Acara diikuti lebih dari 650 peserta yang hadir secara langsung dari beberapa program studi UIN Ar-Raniry.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk
melakukan sosialisasi program literasi digital sektor pendidikan terutama pada perguruan
tinggi dan menambah kerja sama serta kolaborasi program dalam pemberdayaan masyarakat.

“Berbicara tentang digitalisasi, kebutuhan ini bukanlah sesuatu yang dharuriyat, tetapi kalau kita tidak mengikutinya maka kita akan tertinggal. Menghadapi tantangan abad modern, setiap orang harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai, diiringi dengan kecakapan literasi digital serta penguasaan terhadap TIK,” ujar Wakil Rektor II UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Khairuddin lewat keterangan yang diterima, Kamis (23/3).

Khairuddin menambahkan, bahwa literasi digital tersebut berkaitan erat dengan dunia pendidikan. Begitu pentingnya literasi digital dewasa ini, mengharuskan kecakapan literasi
digital ditanamkan pada masyarakat melalui dunia pendidikan. Karena generasi muda merupakan pengguna teknologi digital yang sangat aktif. 

"Posisi peserta didik sebagai
pengguna teknologi pun memerlukan kecakapan atau keterampilan tersendiri yang ditunjang dengan pondasi literasi yang kokoh agar dapat berkembang sesuai dengan tujuan pembelajaran,” tuturnya.

Sementara, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Bambang Tri Santoso menyinggung urgensi toleransi di ruang digital pada sesi berikutnya. 

Menurut Bambang, toleransi menjadi hal yang difokuskan Kemenkominfo untuk membentuk ruang digital yang sehat dan ramah. 

"Selain membangun infrastruktur internet, Kemenkominfo juga berusaha membangun lingkungan yang ramah agar aktivitas digital berjalan dengan baik. Oleh karena itu, membangun toleransi merupakan hal yang sangat kami usahakan saat ini melalui literasi digital,” tuturnya.

Bambang juga menekankan bahwa kondisi toleransi yang rendah menyebabkan munculnya
penyakit digital seperti hate speech, cyberbullying, dan juga penyebaran hoaks.

“Internet dan sosial media adalah ranah publik yang dapat dilihat oleh semua orang. Kebanyakan netizen menganggap dunia siber berbeda dengan dunia nyata, jadi tidak perlu etika di sana. Padahal ketika di dunia maya dan nyata sama halnya juga di ranah hukum," tandasnya.

Adapun Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry, Dr. Ir. Dirhamsyah mengingatjan soal peluang dan tantangan dalam transformasi digital pada perguruan tinggi. 

"Sebagai user literasi digital, Islam dan kita harus bisa diwujudkan dalam satu kesatuan yang utuh. Bahwa memahami dan memaknai 4 pilar literasi digital dapat mengacu kepada petunjuk dan pedoman yang bukan sekedar bersumber dari pengetahuan umum semata, tapi juga merujuk kepada pengetahuan Islam,” ujarnya. (H-3)

 

BERITA TERKAIT