PIMPINAN Wilayah Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Selatan dan Barat, Bakhtiar AS mengaku, jika pihaknya memang kalah harga dalam membeli gabah, baik gabah kering panen (GKP) ataupun gabah kering giling (GKG) setara beras.
Akibatnya, hingga saat ini, Bulog Sulselbar per hari ini serapannya masih 1.000 ton GKG setara beras. Sementara untuk GKP baru sekitar 2.000 ton.
"Serapannya memang masih sangat kecil," aku Bakhtiar, Rabu (15/3).
Baca juga: Kebijjakan Fleksibilitas Harga Gabah Dinilai Belum Efektif Stabilkan Harga Beras
Dia menyebut, minimnya serapan gabah tersebut karena memang terkendala harga pembelian pemerintah (HPP) yang sudah ditetapkan, belum bisa mengakomodir keinginan petani.
Bakhtiar mengatakan, jika berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 62/KS.03.03/K/3/2023 tentang Fleksibilitas Harga Gabah atau Beras dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), jelas harga GKP di petani Rp5.000 per kilogram (kg), GKG di penggilingan Rp6.200 per kg, GKG di Gudang Perum Bulog Rp 6.300 per kg, dan beras di Gudang Perum Bulog Rp 9.950 per kg.
Baca juga: Cuaca Buruk Berlanjut Pertanian Lahan Rawa di Kalsel Terancam
"Saat ini, kami membeli dengan harga Rp9.950 per kg, tapi di bawah (petani) harga masih di atas itu, antara Rp10.200 hingga Rp10.500 per kg," ungkap Bakhtiar.
Meski demikian, Bulog tetap optimis bisa memaksimalkan serapan dan bisa mencapai target, yang berdasarkan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) target serapan sekitar 217 ribu ton setara beras.
Terlebih saat ini belum puncak musim panen raya, dan baru beberapa kabupaten yang menggelar panen. Dan untuk daerah selatan itu, puncaknya April, sekarang masih Maret. Sehingga Bulog Sulselbar sangat yakin, target bisa tercapai bahkan lebih. Lantaran, 2022 lalu, serapan di Sulsel mencapai 280 ribu ton. Itu jauh di atas target.
Petani Pilih Jual ke Tengkulak
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel Muhammad Yunus mengakui petani memilih menjual gabah atau beras ke tengkulak, karena harga tinggi.
Tapi dia berharap, pemerintah atau Bulog bisa menjadikan HPP itu bukan sebagai harga pembelian tertinggi, melainkan harga pembelian terendah, supaya serapan maksimal. (LN/Z-7)