WAKIL Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy mendukung program transisi energi menuju net zero emission. Hal ini diutarakan Audy menyusul arahan khusus Presiden Joko Widodo yang menyoal pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Dikatakan Audy saat membuka Seminar Nasional Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Sumbar di Padang, baru-baru ini, Sumbar perlahan mulai melakukan persiapan dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Seminar nasional itu menghadirkan pembicara dari Kementeran ESDM, Kadin Indonesia, MKI, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Perkumpulan Pemangku Kepentingan Penunjang Jasa Ketenagalistrikan (PPKPJK) dan akademisi dari Universitas Andalas
Berkolaborasi bersama PLN, saat ini sudah terdapat tiga Stasiun Pengisian kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station, yang berada di Padang, Payakumbuh, dan Solok. Jumlah itu juga akan terus bertambah di beberapa kota lainnya.
Baca juga: Melalui Edukasi IIMS 2023 Dukung Upaya Pemerintah Menuju Net Zero Emission 2060
"Ekosistem itu kan bukan hanya mobil, juga sarana dan prasarana pendukungnya, seperti charging station dan lain-lain. Ekosistem ini memang baru saja terbentuk, tapi ini masa depan, jadi pelan-pelan kita support untuk melengkapi ekosistemnya," kata Audy.
Lebih lanjut, Audy menjelaskan pengembangan ekosistem kendaraan listrik merupakan bagian dari target pemerintah untuk optimalisasi penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). Ia menerangkan saat ini Sumbar termasuk salah satu provinsi dengan penggunaan EBT tertinggi dengan capaian 28,19%, lebih tinggi dari rata-rata penggunaan EBT nasional sebesar 14%.
Baca juga: Pemerintah Beri Subsidi Kendaraan Listrik, Smoot Motor Sambut Baik
"Secara nasional ditargetkan 23% pada 2025. Sumatera Barat sudah mencapai target. Jadi pembangkit energinya itu dari matahari, air, dan bio thermal," lanjut Audy.
Pada saat yang sama, General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumbar Eric Rossi Priyo Nugroho menuturkan, kecukupan daya untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Sumbar tidak perlu dikhawatirkan. Ia menjelaskan saat ini beban puncak daya di Sumbar berkisar 600 MW dengan kapasitas suplai dari pembangkit sebesar 720 MW.
Ditinjau dari segi green energy, kurang lebih 400 MW atau lebih dari 50% daya dihasilkan juga berasal dari pembangkit EBT. Sehingga menurutnya Sumbar siap menjadi kontributor utama net zero emission di Indonesia.
Masih di forum yang sama, Ketua MKI Evy Haryadi mengatakan pihaknya aktif memberikan masukan pada pemerintah, DPR, maupun DPD dalam pembentukan regulasi berkaitan dengan net zero emission maupun ekosistem kendaraan listrik.
Di antaranya mengenai standardisasi baterai kendaraan listrik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat, percepatan pengembangan infrastruktur pendukung, serta digitalisasi sistem kelistrikan transmisi dan distribusi retail. (Z-6)