POLRI menerjunkan 145 personelnya guna melakukan evakuasi korban tanah longsor yang terjadi di wilayah Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (6/3). Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menyatakan proses evakuasi korban bencana alam longsor Natuna sendiri dibantu dengan alat berat.
"Aparat Kepolisian bersama TNI dan stakeholder terkait akan melaksanakan evakuasi dengan menggunakan alat berat dan juga dengan manual bersama tim gabungan," kata Ramadhan, dalam keterangannya, Selasa, (7/3).
Pelaksaan evakuasi pencarian korban terdiri dari anggota Polri sebanyak 145, anggota Kodim 0318 Natuna sebanyak 11 personel, dan 37 anggota Basarnas.
Baca juga: Tanah Longsor Natuna Akibatkan 15 Orang Meninggal Dunia
"Dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sebanyak 15 personel, kemudian dari petugas Damkar 17 personel, Komposit Garda Pati sebanyak 25 personel, kemudian ada juga dari Satpol PP dan Dokter serta perawat," imbuhnya.
Ramadhan juga mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan komunikasi dengan Polda Kepulauan Riau (Kepri) untuk menurunkan unit K9 atau anjing pelacak. Hal tersebut diperlukan guna membantu proses pencarian korban yang belum berhasil ditemukan.
Baca juga: Tanah Longsor di Natuna Telan Korban Jiwa
"Polri juga dalam hal ini membuka dapur umum ditempatkan di pos lintas negara kemudian juga kita menurunkan tim trauma hiling dari Polres dan menyusul dari tim trauma hiling Polda Kepri," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Petugas tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengungkapkan BNPB telah mendata sebanyak 15 orang dilaporkan meninggal dunia karena bencana tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (6/3).
"Hingga tadi malam, Senin (6/3), ada sebanyak 15 orang yang meninggal dunia," kata Abdul saat dikonfirmasi, Selasa (7/3).
Seperti diketahui, wilayah Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna dilanda bencana tanah longsor. Peristiwa itu dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi ditambah kondisi tanah yang labil.
(X-9)