ENAM warga Pacitan meninggal dunia diduga akibat merebaknya leptospirosis di sejumlah daerah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Sementara terdapat 126 orang kini mendapat perawatan di Rumah sakit. Dari jumlah tersebut 18 orang masih menjalani perawatan medis.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim Dr. Erwin Astha Triyono di Surabaya, Selasa (7/3/2023), mengatakan pihaknya mendapatkan data mereka yang terkena leptospirosis dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan di Pacitan.
"Total penderita per hari ini sudah mencapai 126 orang. Yang menjalani perawatan medis adalah di Puskesmas Kecamatan Ngadirojo, yakni 14 pasien. Dari jumlah tersebut 6 orang diantaranya menjalani rawat inap, sementara sisanya rawat jalan," katanya.
Guna mengendalikan kasus Leptospirosis di Jawa Timur, Kadinkes Jatim juga telah menginstruksikan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini dengan pelaporan melalui SKDR yang sudah diverifikasi serta melakukan koordinasi/jejaring dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam penanganan leptospirosis.
Dinkes Jatim juga telah menyiapkan ketersediaan RDT leptospirosis di masing-masing kabupaten/kota untuk mempermudah diagnosis serta mensosialisasikan tatalaksana pengobatan leptospirosis.
"Kejadian leptospirosis tidak hanya berkaitan dengan banjir saja, namun juga terkait dengan air yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri leptospira, seperti tikus, sapi, babi yang ada di sekitar lingkungan manusia. Tak hanya itu, penularan Leptospirosis bisa terjadi melalui
kontak erat dengan binatang ternak yang terinfeksi dan terjadi pada pekerjaan yang berpotensi kontak dengan sumber infeksi," paparnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) saat musim hujan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir karena banyak penyakit yang dapat ditimbulkan, di antaranya leptospirosis. (N-3)
Baca Juga: Waduh! Wabah Leptospirosis di Pacitan Bertambah Sampai 126 ...