TIDAK sedikit warga yang bereaksi terkait kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat yang mewajibkan siswa SMA dan SMK masuk sekolah pada jam 05.00 Wita.
Kebijakan itu hanya berlaku bagi belasan sekolah terpilih mulai Tahun Ajaran 2023/2024 atau pada Juli 2023.
Terkait kebijakan tersebut, Kepala Ombudsman Perwakilan NTT Darius Beda Daton mengatakan telah mengirim pesan yang berisi saran kepada sejumlah kepala SMA dan SMK.
"Mohon kebijakan itu didiskusikan terlebih dahulu dengan komite dan orangtua siswa sebelum dilaksanakan oleh sekolah, apa kira-kira urgensinya masuk sekolah jam 05.00 pagi?" kata Darius Beda Daton di Kupang, Senin (27/2).
Menurutnya, pemerintah daerah perlu memikirkan pada pukul 4.30 Wita, angkutan kota di Kota Kupang belum beroperasi. "Perlu juga dipikirkan apakah pada jam 4.30 Wita, angkutan kota juga sudah operasi, plus keamanan anak-anak pada jam-jam itu," tambah Darius.
Kebijakan masuk sekolah jam 5 Wita disampaikan Gubernur Viktor Laiskodat pada pekan lalu saat mengunjungi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT.
Baca juga: RSUD WZ Johannes Kupang bakal Jadi Rumah Sakit Pusat Kanker NTT
Pada kesempatan tersebut, Laiskodat mengatakan, kebijakan masuk jam 05.00 pagi sebagai bagian dari rencana menciptakan sekolah unggul di NTT. Bahkan, Laiskodat menginginkan satu atau dua sekolah dari daerah ini harus masuk 200 sekolah unggul nasional.
Untuk itu, Laiskodat membagi tugas bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi.
Adapun gubernur dan wakil gubenrur masing-masing menangani langsung dua SMA dan dua SMK, sedangkan Kadis Pendidikan dan Kebudyaana menangani satu SMA dan satu SMK.
Kepala SMA 7 Kupang, Wimfrid Boymau, yang hadir saat pertemuan bersama kepala daerah mengatakan, gubernur menginginkan sekolah tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga unggul dalam karakter.
"Masuk jam 5 itu agar siswa bisa mulai denga les tambahan, kebersihan dan ibadah bersama," ujarnya.
Wimfrid menilai kebijakan merupakan hal yang positif, namun membutuhkan anggaran. "Kegiatan seperti ini butuh biaya, dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) daerah tidak ada di NTT," kata dia.
Menurutnya, jika kebijakan ini berjalan, perlu ada kerja sama bersama angkutan umum, agar memajukan jam operasi dari saat ini antara pukul 06.00 Wita. "Banyak siswa berangkat sekolah dengan kendaraan umum," ujarnya. (OL-16)