JUMLAH kecelakaan lalu lintas di wilayah Sulawesi Utara, selama 2 pekan pelaksanaan Operasi Keselamatan Samrat 2023 mengalami penurunan 7% dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Hal tersebut diungkap Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sulut Ajun Komisaris Besar Roy Tambayong, Selasa (21/2).
"Selama 14 hari pelaksanaan Operasi Keselamatan Samrat 2023 yang dimulai sejak 7 Februari 2023, terjadi 52 peristiwa lakalantas. Terjadi penurunan sebanyak 4 kasus atau 7% jika dibandingkan dengan tahun 2022," ujarnya.
Dari jumlah kecelakaan tersebut, korban meninggal dunia turun 44%.
"Korban meninggal dunia turun dari 9 orang pada 2022 menjadi 5 di 2023, luka berat turun dari 9 orang menjadi 6 dan luka ringan naik dari 56 orang menjadi 65 orang. Kerugian materil turun dari Rp246 juta menjadi Rp121,2 juta," jelasnya.
Sementara itu untuk total pelanggaran yang dikenai tilang dan teguran mengalami kenaikan sebanyak 32,97%.
"Operasi Keselamatan 2023 terjaring pelanggaran lalu lintas sebanyak 11148, naik 2764 pelanggaran dari tahun 2022. Khusus untuk Tilang terjadi kenaikan 614% dari 333 di 2022 menjadi 2.376 pada 2023. Sementara teguran naik 9%, dari 8.051 menjadi 8.772," rinci Tambayong.
Sementara itu jenis pelanggaran tertinggi selama pelaksanaan Operasi Kepolisian Keselamatan Samrat-2023 didominasi pelanggaran tanpa helm untuk kendaraan roda dua dan kelengkapan kendaraan untuk roda empat.
"Pelanggaran tidak menggunakan helm sebanyak 3.241 kali, kelengkapan kendaraan 1.286 pelanggaran, dan lain-lain 761 pelanggaran. Untuk kendaraan R4 didominasi kelengkapan kendaraan sebanyak 616 pelanggaran, safety belt 461 pelanggaran, dan lain-lain 363 pelanggaran," ujarnya.
Wilayah yang mengalami lakalantas tertinggi terjadi di Manado, sedangkan terendah di Kotamobagu, Sangihe dan Sitaro.
Ia juga mengingatkan warga agar tetap mematuhi aturan dalam berlalu-lintas. "Utamakan keselamatan, karena keselamatan adalah yang pertama dan utama," pungkasnya. (N-2)