15 February 2023, 18:20 WIB

Keracunan Makanan di Bandung Barat Diduga Berasal dari Bakteri E Coli


Depi Gunawan |

DINAS Kesehatan Kabupaten Bandung Barat menetapkan tragedi keracunan massal di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena memakan banyak korban.

Hingga Rabu (15/2), total korban keracunan mencapai 90 orang dengan rincian dua orang meninggal dunia, 43 masih dirawat inap di Puskesmas Gununghalu, 9 dirawat di RSUD Cililin, dan sisanya dinyatakan sembuh dan sudah dipulangkan.

Mereka mengalami keracunan setelah menyantap nasi kotak berisi nasi, ayam bumbu, tumis kentang, dan tumis bihun yang dibagikan kepada 300 orang. Sampel makanan yang diduga jadi penyebab keracunan sudah dibawa untuk dilakukan pemeriksaan di Labkesda Provinsi Jabar.

Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Hernawan Widjajanto, mengatakan, tim medis telah melakukan pengumpulan data terhadap 300 warga yang menerima nasi kotak tersebut sejak Minggu (12/2) hingga Selasa (14/2) kemarin.

"Yang menerima nasi boks sebanyak 300 orang. Kita lakukan penelusuran terhadap warga yang mengonsumsi itu, akhirnya ditemukan ada warga yang memilih tidak memeriksakan diri," kata Hernawan di Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu.


Baca juga: Puluhan Siswa SD di Garut Keracunan Jajanan Es Krim


Penyebab keracunan belum dapat dipastikan karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium hingga 10 hari ke depan. Namun, hasil investigasi sementara, sumber keracunan diduga akibat ayam bumbu dan air yang berasal dari bakteri E coli.

Sementara itu,

terungkap dua korban meninggal dunia akibat komplikasi infeksi pada organ pencernaan, hal itu diperparah dengan kondisi daya tahan tubuh yang lemah.

"Karena daya tahan tubuhnya lemah kemudian infeksi yang berkembang menjadi sepsis dan kondisi sepsis ini yang menyebabkan kematian," ungkap Dirut RSUD Cililin, Neng Siti Djulaeha.

Karena kedua pasien mengalami muntah dan diare, mereka akhirnya kekurangan air alias dehidrasi yang memicu infeksi di organ pencernaan.

"Awalnya memang infeksi di pencernaannya, kemudian mungkin karena faktor usia, jadi daya tahan tubuhnya menjadi lemah. Infeksi itu kemudian berkembang menjadi sepsis. Kondisi itu yang menyebabkan kematiannya," jelasnya. (OL-16)

|

 

BERITA TERKAIT