MASYARAKAT Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) belum memiliki kesadaran yang tinggi soal sampah. Pasalnya, volume sampah di Teluk Kendari sudah mencapai 2 ton per hari. Kondisi ini mengancam lingkungan dan menjadi salah satu penyebab pendangkalan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu mengatakan, dirinya sangat prihatin dengan kondisi tersebut. Sebab, sampah yang dibuang masyarakat di Teluk Kendari terus mengalami
kenaikan.
"Berdasarkan data yang kami terima dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), volume sampah meningkat dari 1 ton per hari pada 2021 menjadi 2 ton per hari pada tahun 2022," beber dia, Senin (6/2/2023).
"Sampah yang dibuang masyarakat dari hari kehari mengalami peningkatan. Bisa kita bayangkan lima tahun kedepan Teluk Kendari seperti apa," tambah Asmawa.
Dalam rangka mencegah kondisi ini, pihaknya telah menggagas Program Wisata Pungut Sampah di Teluk Kendari. Program tersebut diyakini bisa menjaga kebersihan dan keberadaan teluk.
"Teluk Kendari adalah anugerah dari Allah SWT yang harus kita jaga kebersihan dan keindahannya. Tidak banyak daerah di Indonesia bahkan dunia yang memiliki teluk seperti ini. Bahkan teluk ini mirip dengan Ancol nanti kita gagas telur ini seperti di Ancol," ungkap Asmawa.
Sebagai langkah awal, ia mengajak, 2 ribu personil gabungan yang terdiri dari ASN, TNI/Polri, Pemerhati Lingkungan dan masyarakat setempat melaksanakan aksi bersih-bersih di Teluk Kendari.
"Kita berhasil mengangkut sebanyak 104 ton sampah. Ratusan ton sampah tersebut kemudian diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Puuwatu," beber, Kepala Biro Umum Sekretariat Kemendagri RI.
"Selain menjadikan Teluk Kendari menjadi lebih bersih, kami juga mengedukasi masyarakat yang bermukim disekitar untuk sadar akan kebersihan teluk," tandas Asmawa. (OL-13)
Baca Juga: Diduga Idap Pedofilia, Ibu Muda di Jambi Lecehkan Belasan Anak