HINGGA kini, 33 anak masih menjalani perawatan intensif di RSUD TC Hillers Maumere dan RSU Santo Gabriel Kewapante Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), karena terserang demam berdarah dengue (DBD). Selama Januari 2023, tercatat 96 kasus DBD di Sikka.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengaku kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sikka memasuki Januari tahun 2023 mulai terpantau meningkat seiring dimulainya musim penghujan. "Januari 2023 terdapat 96 pasien menderita DBD. 62 pasien telah dinyatakan sembuh DBD dan masih terdapat 33 pasien masih menjalani perawatan insentif," jelasnya, Senin (30/1).
Herlemus mengatakan ke-33 pasien DBD dari kalangan anak-anak ini menjalani perawatan insentif di dua rumah sakit yakni RSUD TC Hillers Maumere sebanyak 29 pasien dan empat pasien di RSU Santo Gabriel Kewapante.
"Kasus DBD paling sering serang anak-anak. Pasien yang rawat ini paling banyak anak-anak. Ada 33 pasien masih menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit," tandas Herlemus.
Ia mengaku peningkatan kasus DBD di Kabupaten Sikka ini membuat kita saat ini fokus melakukan fongging dilokasi yang menghasilkan banyak kasus DBD. "Kemarin itu kita melakukan fokus fongging di empat titik yang ada di Kabupaten Sikka yakni di Kota Uneng, Desa Tanaduen dan Desa Nelle Wutung," papar dia
Herlemus menambahkan pada 2019 terdapat 620 kasus DBD dengan 13 kasus meninggal dunia. Jumlah tersebut meningkat pada 2020 menjadi 1816 kasus dengan 16 orang dilaporkan meninggal dunia.
Kemudian, pada 2021, terdapat 183 kasus dengan nol kematian. Sedangkan tahun lalu terdapat 466 kasus dengan 3 pasien dilaporkan meninggal dunia. (OL-15)