23 January 2023, 20:43 WIB

Tingkatkan Kualitas Belajar, Bangun Ekosistem Kukar Pintar


Mediaindonesia.com |

TRANSFORMASI pembelajaran sistem Pendidikan menjadi kebutuhan mutlak dalam upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengatakan, tenaga kependidikan dan guru harus menjadi agen perubahan untuk menggulirkan gelombang transformasi, apalagi Kalimantan Timur kelak akan mengemban tanggung jawab sebagai lokasi bagi Ibu Kota Negara (IKN). 

“Misinya adalah membangun SDM yang mulia dan berdaya saing,” katanya dalam sambutan untuk buku “Pijar Pembelajaran, Perjuangan Insan Pendidikan Penyangga Nusantara”.

Buku hasil kolaborasi dengan Tanoto Foundation itu memuat kisah inspiratif 20 pejuang pendidikan dari empat kabupaten/kota di Kalimantan Timur. 

Melalui program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran), organisasi filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto seja 1981 ini telah bermitra dengan 25 pemerintah kabupaten/kota di Indonesia. 

Pada 2021, program ini berhasil menjangkau 8.490 guru dan kepala sekolah sebagai model pelaksana pembelajaran aktif bagi lebih dari 198.000 siswa.

Salah satu pejuang pendidikan yang ikut berpartisipasi dalam program PINTAR di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, adalah Emy Rosana Saleh (Kepala Seksi Kurikulum dan Pengembangan Mutu SMP Disdikbud Kutai Kartanegara).

Emy mengatakan, saat pertama memegang tanggung jawab sebagai kepala seksi kurikulum dan pengembangan mutu SMP pada 2017, kurikulum yang diterapkan dalam kelas kebanyakan masih konvensional dengan guru sebagai pusat pembelajaran. 

“Karena itu, tenaga pengajar perlu dibekali pelatihan tentang metode belajar interaktif agar pembelajaran lebih kreatif dan menyenangkan,” ucap lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.

Baca juga : Pasokan Melimpah, Harga Cabai Rawit Di Kota Palu Terjun Bebas

Gayung pun bersambut. Pada 2019, Disdikbud Kukar bersama Tanoto Foundation mengadakan seleksi bagi tenaga pendidik untuk menjadi Fasilitator Daerah (Fasda). Emy kemudian ikut bergabung. Keputusannya itu terbukti tepat karena setahun kemudian, pandemi menyerang dan pembelajaran tatap muka dihentikan.

Berbekal materi pembelajaran yang didapat selama mengikuti program PINTAR, Emy cepat beradaptasi untuk menemukan solusi agar pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa berjalan efektif. Dari situ, lahirlah inisiatif portal “Kukar Pintar” yang berperan sebagai platform untuk mewadahi bahan ajar dan video pembelajaran untuk guru dan murid.

Hasilnya, guru dan murid bisa menjalankan proses belajar mengajar dengan lebih efektif. Guru juga tidak perlu repot mempersiapkan bahan ajar karena berbagai materi telah tersedia di Kukar Pintar, sehingga guru tinggal memperdalam dan memberikan sentuhan inovasi saat mengajar. 

Kini, Kukar Pintar dikelola oleh enam puluh Fasda program PINTAR, terang lulusan S2 Master of Arts, University of Queensland, dan S3 Manajemen SDM, Universitas Negeri Jakarta tersebut.

Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati pun mengapresiasi pencapaian Kukar Pintar yang awalnya merupakan inisiasi Emy Rosana Saleh bersama para Fasda program PINTAR. Kini, Kukar Pintar sudah diadopsi menjadi program daerah dan didanai oleh APBD.

Menurut Ari, kiprah Emy dan Fasda program PINTAR yang terus turun ke lapangan, berinteraksi dengan siswa, guru, dan kepala sekolah, telah melahirkan inovasi metode pembelajaran. 

“Sehingga, berhasil mendemonstrasikan penggunaan teknologi sebagai sarana belajar yang nyata dan doable,” ucapnya.

Selain Emy, sosok inspiratif pejuang pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang kisahnya diangkat dalam buku Pijar Pembelajaran adalah Sariyani (Kepala SMPN 3 Tenggarong), Agus Suparmanto (Kepala SMPN 4 Tenggarong), Ana Rupaida (Kepala SDN 003 Tenggarong), serta Nanang Nuryanto (Guru SDN 021 Marangkayu). (RO/OL-7)

BERITA TERKAIT