PEMERINTAH Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyatakan belum perlu melakukan operasi pasar (OP) mengingat harga beras masih dinilai wajar dan masih ada panen.
"Saya melihat belum terjadi kenaikan harga beras sampai mengakibatkan gejolak pasar sehingga belum perlu OP," kata Bupati Malang Mochamad Sanusi, Selasa (17/1).
Kendati demikian, Pemkab Malang akan mengecek produksi dan kondisi pasar karena sampai kini di Kabupaten Malang masih ada panen. Menurut Sanusi, stok pangan di Kabupaten Malang cukup aman.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang Avicenna Medisica Saniputra menambahkan realisasi produksi padi tahun 2022 dengan luas tanam mencapai 73.732 ha mampu panen seluas 70.751 ha dengan produksi 501.697 ton. Adapun ketersediaan beras dari panen sebanyak itu mencapai 323.110 ton.
"Dengan kebutuhan beras Kabupaten Malang 241.328 ton, maka surplus 81.781 ton. Alhamdulillah semua program sudah terlaksana dengan baik," ucapnya.
Baca juga: Harga Beras di Banyumas Kembali Melonjak
Namun, pantauan di penggilingan padi, harga beras naik menyesuaikan pasar semula Rp10.500 per kg menjadi Rp11.500-Rp12.000 per kg. Demikian juga gabah kering panen semula Rp5.000 per kg menjadi Rp5.500 per kg. Di pasar Kota Malang, beras medium kemasan dijual Rp12.500 per kg. Sejauh ini belum ada operasi pasar dari pemda. Sedangkan Bulog Malang baru akan memulai pengadaan beras pada Februari nanti.
Di sisi lain, beras impor masih di gudang Bulog Jatim dan belum didistribusikan ke wilayah. Kepala Perum Bulog Cabang Malang Siane Dwi Agustina menyatakan stok beras di gudang sebanyak 4.442 ton. Cadangan beras pemerintah itu dinilai cukup untuk stabilisasi harga di pasar.(OL-5)