13 January 2023, 22:23 WIB

Sepekan Terakhir Terjadi 1.028 Gempa Di Puncak Gunung Merapi


Agus Utantoro |

DALAM sepekan terakhir, Jumat (6/1) hingga Kamis (12/1), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat terjadinya 1.028 gempa di kawasan puncak Gunung Merapi yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman, Kabupaten  Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten.

Melalui keterangan tertulis Jumat (13/1), Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santosa  menjelaskan kegempaan Gunung Merapi masih cukup tinggi. Tercatat 664 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 17 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 75 kali gempa Fase Banyak (MP), 261 kali gempa Guguran (RF), 1 kali gempa Hembusan (DG), dan 10 kali gempa Tektonik (TT).

"Pada pekan ini pula, tercatat guguran lava teramati sebanyak 3 kali ke arah barat daya atau ke hulu Kali Bebeng dan Kali Sat dan Kali Putih dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter. Suara guguran terdengar dari Pos Babadan sebanyak 6 kali dengan intensitas rendah hingga sedang," katanya.

Namun lanjutnya, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan dari kubah barat daya dan kubah tengah. Volume kubah barat daya terhitung tetap, yaitu sebesar 1.616.500 meter kubik, sedangkan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik.

"Pada pekan ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas sebesar 32 milimeter per jam selama 100 menit di Pos Kaliurang pada 10 Januari 2023. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran dan lahar dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," imbuhnya.

Karena itu BPPTKG Yogyakarta menilai aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. "Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," katanya.

Karenanya masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi. (OL-15)

BERITA TERKAIT