RATUSAN hektare (ha) tanaman padi di Demak dan Grobogan, Jawa Tengah terpaksa dipanen dini karena ini masih terendam banjir hingga ketinggian 80 sentimeter. Jika tidak dipanen, petani khawatir semakin merugi.
Pemantauan Media Indonesia Kamis (12/1) ratusan petani di Demak dan Grobogan mulai lakukan panen dini terhadap tanaman padi yang masih terendam banjir, Sebagian besar tanaman padi rusak bahkan mati hingga jumlah hasil panen dipastikan anjlok.
Panen dini dilakukan karena hingga kini tanaman padi masih terendam banjir. "Kita khawatir semakin merugi karena padi rusak dan mati," kata Mudhofir, 50, petani di Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.
Ia mengatakan, saat ini di desanya ada 100 ha lebih sawah yang masih terendam banjir. Dari jumlah tersebut hanya lima hektare yang dapat dipanen.
"Selebihnya tanaman rusak serta belum dapat dipanen karena usianya masih terlalu muda. "Yang sudah dipanen usia rata-rata 100 hari," imbuhnya.
Hal serupa juga diungkapkan Saripah, 55, petan di Desa Menduran, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan. Akibat berhari-hari terendam banjir, tanaman pada yang masih berusia 2,5 bulan terpaksa dipanen dini.
"Panen dini dilakukan para petani di beberapa desa di Grobogan karena biji padi sudah mulai menghitam hingga nyaris membusuk sehingga jika dibiarkan akan gagal panen. "Hasil panen juga anjlok, satu hektare hanya dapat 500 kilogram karena banyak yang rusak," imbuhnya.
Hasil panen dini yang dihasilkan, ujar Parno, 45, petani lainnya, hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri karena tidak laku dijual dan jumlahnya tidak banya.
Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto mengatakan dari ribuan hektare sawah di daerah ini terendam banjir, diperkirakan ada 400 hektare alami gagal panen. "Pada tanaman padi usia 2,5-3 bulan terpaksa dipanen karena khawatir membusuk," imbuhnya.
Sedangkan pada tanaman padi usia satu bulan, lanjut Sunarto, masih punya harapan meskipun sebagian juga mati, maka dimungkinkan untuk dilakukan tanam susulan. (OL-15)