MASSA dari berbagai elemen di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berunjuk rasa ke komplek pemkab setempat, Rabu (11/1). Mereka mempertanyakan berbagai permasalahan berkaitan penanganan pascagempa yang sampai sekarang dinilai semrawut.
Berdasarkan pantauan di lapangan, massa bergerak dengan cara long march dari Lapang Prawatasari menuju ke komplek Pemkab Cianjur. Tiba di depan pintu gerbang, sejumlah perwakilan melakukan orasi.
Mereka mengungkapkan kekecewaan karena penanganan bencana terkesan amburadul. Seperti pendataan rumah rusak hingga mekanisme pencairan bantuan stimulan dari pemerintah. Sejumlah perwakilan massa akhirnya melakukan audiensi. Mereka diterima pejabat berkompeten serta unsur Forkopimda.
Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur Cecep S Alamsyah mengapresiasi berbagai aspirasi, keluhan, maupun pertanyaan dari massa pengunjuk rasa. Apalagi mereka merupakan bagian dari korban terdampak gempa. "Kalau memang ada situasi yang tidak beres, kami berterima kasih sudah diingatkan," kata Cecep.
Ia menjelaskan Pemkab Cianjur terus berupaya maksimal menangani pascagempa. Termasuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi yang sampai sekarang masih tinggal di tenda-tenda pengungsian.
"Hanya untuk tenda keluarga belum semua terpenuhi. Kami baru bisa menyediakan sekitar 1.000 tenda keluarga. Sedangkan berdasarkan data, ada 17 ribu KK (kepala keluarga) yang membutuhkan. Jadi masih banyak. Warga yang rumahnya rusak berat ada yang memilih di hunian sementara," ujarnya.
Soal mekanisme pembangunan rumah rusak, kata Cecep, ada dua skema. Skemanya bisa dilakukan secara mandiri maupun melalui pihak ketiga atau aplikator. "Bisa mandiri ataupun melalui aplikator," tegas Cecep. (OL-15)