03 January 2023, 19:12 WIB

Kasus DBD Di Kendari Pada 2022 Alami Peningkatan


Rahmat Rullah |

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada 2022 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Jumlah kasus DBD di Kendari pada 2022 mencapai 230 kasus, enam diantaranya berakhir dengan kematian.  

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari Ellfi, Selasa (3/1). "Jika dibandingkan dengan 2021 ini mengalami peningkatan. Tapi dibandingkan dengan kasus di 2020, lebih banyak kasus di 2020 dibanding 2022 dengan jumlah kematian yang sama," bebernya di Kendari.

Dalam pemaparannya, ia menyebut jumlah kasus kematian akibat DBD pada 2022 lalu dipastikan meningkat jika dibandingkan denga 2021. "2021 lalu, kasus kematian akibat DBD mencapai 1,6 persen dari total kasus, sedangkan 2022 mencapai 2,6 persen. Artinya lebih banyak kasus meninggal di tahun ini dibandingkan tahun yang lalu. 2020 hanya 6 kasus, 2021 4 kasus dan 2022 kembali 6 kasus," sebutnya.

Ia merincikan, untuk wilayah Kota Kendari yang memiliki kasus kematian paling banyak terdapat di Kecamatan Wuawua wilayah kerja Puskesmas Wuawua dan Puskesmas Puuwatu dengan masing-masing memilik kasus kematian. "Puskesmas Jati Raya dan Puskesmas Kemaraya masing-masing 1 kasus kematian. Jika dilihat dari angka kasusnya, lebih banyak di Puuwatu sebanyak 56 kasus, disusul Puskesmas Lepo-lepo 33 kasus kemudian Puskesmas Jati Raya sebanyak 27 kasus," kata Ellfi.

Walaupun beberapa daerah rentan terhadap kasus DBD, masih ada daerah Kota Kendari yang bebas dari kasus DBD yakni di wilayah kerja Puskesmas Abeli, Puskesmas Nambo, dan Puskesmas Benu Benua. "Semua kasus kematian di 2022 ini diakibatkan karena keterlambatan penanganan ke fasilitas pelayanan kesehatan selanjutnya atau rujukan," ungkapnya. (OL-15)
 

BERITA TERKAIT