SEKITAR 50 persen lulusan SMA di Jawa Timur (Jatim) memilih tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ini menjadi pekerjaan bagi
Pemprov Jatim ke depan agar mereka tetap mendapat kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
"Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Karena, lembaga sekolah merupakan unsur penting untuk membangun peradaban manusia yang lebih baik,� kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya.
Meski demikian, Pemprov Jatim telah menginisiasi program double track SMA yang menjadi opsi untuk para siswa untuk berkecimpung di dunia kerja. Dalam program double track, sistem pembelajaran SMA dan SMK dipadukan untuk memberi siswa keterampilan sesuai minatnya. Sehingga, para siswa bisa menggeluti dunia kerja apabila tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi setelah kelulusan.
Terkait dunia pendidikan dan peradaban, Khofifah sedikit bercerita tentang prediksi Kishore Mahbubani Dewan Keamanan PBB, bahwa pergerakan dunia berasal dari negara Timur Tengah, kemudian ke Eropa, Amerika dan Asia. "Ini prediksi 2009 dan Indonesia saat itu belum mampu menangkap peluang itu. Korea Selatan menjadi negara yang bisa menangkap peluang peradaban tersebut," terangnya.
Lalu di tahun 2019, tepat 10 tahun kemudiam Kishore Mahbubani kembali memprediksi. Kata dia, peradaban dunia yang mempunyai peluang menangkap selanjutnya adalah Indonesia. Karena itu Khofifah mengajak stakeholder pendidikan untuk memperkuat kerjasama di berbagai bidang, agar bisa mewarnai peradaban dunia dengan nilai kemanusiaan dan perdamaian.
"Mari membangun penguatan di berbagai bidang, sektor pendidikan dengan bangunan perdamaian, pendidikan dengan industri, dan pendidikan dengan teknologi, pendidikan dengan budaya," jelas Khofifah. (OL-15)