17 December 2022, 16:50 WIB

Wilayah Terdampak Banjir Bandang dan Longsor di Sukanagara Bertambah


Benny Bastiandy |

WILAYAH terdampak bencana hidrometeorologi di Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (16/12) petang, bertambah. Hasil asesmen di lokasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memetakan terdapat 7 desa yang terdampak dari sebelumnya dilaporkan 5 desa.

Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, menyebut bencana hidrometeorologi di Kecamatan Sukanagara meliputi banjir dan tanah longsor. Penyebab bencana dipicu tingginya intensitas curah hujan yang berlangsung hampir 5 jam terhitung pukul 13.00 WIB-17.00 WIB pada Jumat kemarin.

"Hasil asesmen atau pendataan petugas di lapangan, terdapat tujuh desa yang terdampak banjir dan tanah longsor," kata Rudi dihubungi Media Indonesia, Sabtu (17/12).

Tujuh wilayah yang diterjang bencana yakni Desa Sukanagara, Sukalaksana, Sukamekar, Jayagiri, Sukarame, Gunungsari, dan Ciguha. Wilayah terdampak cukup parah terjadi di Desa Sukanagara.

Di Desa Sukanagara terdapat 19 kampung yang terdampak banjir.  Rinciannya, sebanyak 110 unit rumah warga terendam. Akibatnya, 134 kepala keluarga atau 445 jiwa kena dampaknya.

Di Desa Sukalaksana terdapat 1 kampung yang terdampak banjir. Di wilayah itu terdapat 1 rumah warga yang terbawa hanyut serta 3 rumah kondisinya rusak sedang. Di Desa Sukamekar terjadi tanah longsor. Petugas BPBD masih melakukan pendataan.

Demikian juga di Desa Jayagiri yang terdampak tanah longsor, di Desa Sukarame terjadi banjir disertai tanah longsor, di Desa Gunungsari terjadi banjir dan tanah longsor, serta di Desa Ciguha terjadi tanah longsor.


Baca juga: PITI Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur


"Ada beberapa wilayah terdampak yang masih dalam pendataan petugas. Jadi data yang dilaporkan masih bersifat sementara," jelas Rudi.

Dampak bencana cukup parah akibat banjir bandang meluapnya aliran Sungai Cibala. Luapannya merendam permukiman warga serta bangunan perkantoran dan pertokoan.

"Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Cibala meluap karena kiriman dari wilayah hulu. Banjir merendam permukiman warga. Sedangkan tanah longsor menutup badan jalan kabupaten dan desa sehingga menghambat aktivitas masyarakat," terangnya.

Upaya penanganan dilakukan lintas sektoral dengan berkoordinasi bersama semua elemen terkait. Masyarakat pun sudah melakukan upaya pembersihan rumah mereka karena pada Jumat sekitar pukul 21.00 WIB air mulai surut.

"Tapi kami ingatkan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebencanaan mengingat curah hujan masih terjadi," tegasnya.

Pascabencana, berbagai alat dibutuhkan untuk penanganan di lapangan. Di antaranya peralatan kebersihan seperti singkup dan roda dorong, alat pel karet, serta alkon penyedot air untuk menyemprot jalan dan rumah yang terdampak banjir.

Sedangkan alat berat dibutuhkan untuk membersihkan material tanah longsor yang menutup badan jalan kabupaten dan desa. Kebutuhan lainnya menyangkut logistik berupa makanan dan minuman, alas tidur, pakaian, selimut, serta alat mandi.

"Petugas bersama unsur Forkopimcam Sukanagara serta aparatur desa terus memantau perkembangan sekaligus mendata secara rinci semua lokasi terdampak," pungkasnya. (OL-16)

 

BERITA TERKAIT