13 December 2022, 17:27 WIB

Pendataan Rumah Rusak akibat Gempa Cianjur Sempat Diperpanjang


Benny Bastiandy |

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat memberikan waktu perpanjangan pendataan rumah rusak akibat gempa bermagnitudo 5,6. Pasalnya, relatif masih banyak rumah warga yang belum terdata karena berbagai hal.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Cianjur, Nurzein, menjelaskan, survei atau pendataan rumah rusak akibat bencana dilaksanakan BNPB dengan melibatkan perguruan tinggi serta Babinsa.

Dari kalangan perguruan tinggi, kata Nurzein, antara lain berasal dari Universitas Muhammadiyah Sukabumi (Ummi), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, serta Universitas Putera Indonesia (Unpi) Cianjur.

"BNPB mengambil datanya dari kecamatan. Lalu kecamatan dari desa, dan desa dari RT dan RW. Jadi sumbernya dari aparat setempat," kata Nurzein di Cianjur, Jawa Barat, Selasa (13/12).

Namun, sebut Nurzein, data yang masuk sifatnya dinamis. Artinya, saat dilakukan survei, ada warga pemilik rumah yang tidak ada di tempat.

"BNPB tidak mau ada rumah yang tidak terdata oleh kepala desa. Jadi semua rumah yang terdampak harus mendapatkan bantuan. Karena itu, kemarin BNPB memberikan kesempatan kepala desa memasukkan data yang belum terakomodir, termasuk data yang salah," ucapnya.

Pendataan berkaitan dengan bantuan stimulan rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan diterima masyarakat. Nilai bantuan untuk rumah rusak berat sebesar Rp60 juta, rusak sedang Rp30 juta, dan rusak ringan Rp15 juta.


Baca juga: Longsor, Kendaraan dari Sukabumi ke Palabuhanratu Dialihkan


"Banyak kepala desa yang memberikan data (susulan) ke BNPB. Nanti akan disurvei ulang. Pada saat itu kepala desa diberikan surat pernyataan yang harus ditandatangani bahwa tidak ada lagi masyarakat yang belum terdata. Jadi ketika ada pengajuan lagi sudah tidak bisa," ujarnya.

Artinya, lanjut Nurzein, harus ada pembatasan karena belum tentu yang dilaporkan akibat terdampak bencana. Sehingga butuh waktu lebih lama lagi.

"(Pendataan) terakhir itu kemarin (Minggu)," pungkasnya.

Ketua RW 12 Kelurahan Sayang Kecamatan Cianjur, Nunang Juarsyah, mengaku menerima data susulan rumah terdampak gempa dari warga melalui ketua RT. Hasil pendataan, terdapat sebanyak 6 rumah yang merupakan tambahan.

"Secara keseluruhan, di RW 12 Kelurahan Sayang terdapat 188 unit rumah rusak akibat gempa. Tingkat kerusakannya berat, sedang, dan ringan. Datanya sudah kami rekap dan diserahkan ke pihak kelurahan," kata Nunang, Selasa.

RW 12 Kelurahan Sayang terbagi menjadi 3 RT terdiri dari RT 01, 02, dan 03. Nunang menyebut, bangunan rumah paling banyak terdampak berada di RT 01 yang mencapai 100 unit.

"Sisanya di RT 02 dan RT 03. Insya Allah semua sudah terdata. Untuk tahap selanjutnya kami menunggu informasi dari kelurahan," pungkas Nunang. (OL-16)

 

BERITA TERKAIT