03 December 2022, 20:12 WIB

Yayasan Karya Murni Kampanyekan Inklusi Disabilitas dari Pinggir Jalan


Yoseph Pencawan |

TEPAT di pinggir persimpangan jalan di kawasan Lapangan Merdeka Medan, ratusan orang bernyanyi dan melakukan aktivitas lain mengampanyekan inklusi disabilitas di Sumatra Utara.

Kegiatan itu merupakan wujud partisipasi mereka memperingati Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember. Peserta
kampanye kebanyakan berasal dari Sekolah Luar Biasa Yayasan Karya Murni serta sejumlah organisasi lain.

"Kegiatan kami di sini untuk kampanye memperingati Hari Disabilitas Internasional," ujar Suster Andreani, Sekretaris Yayasan Karya Murni saat ditemui di sela-sela kegiatan, Sabtu (3/12).

Yayasan Karya Murni setiap tahun melaksanakan kegiatan dalam memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI). Mereka sengaja berkampanye di pinggir jalan agar dapat dilihat langsung masyarakat luas.

Berkampanye dalam peringatan HDI di pinggir jalan kali ini juga bukan kali pertama mereka lakukan. Pada peringatan HDI sebelumnya, kampanye dilakukan di depan rumah dinas Gubernur Sumut.

Dalam kampanye tersebut mereka mengedukasi masyarakat mengenai disabilitas. Saat ini para penyandang disabilitas mulai banyak berinklusi di berbagai sekolah umum, perguruan tinggi, industri, perkantoran dan tempat-tempat lain.

Sejauh ini penyandang disabilitas tidak mengalami hambatan yang berarti saat beraktivitas di tengah masyarakat. Begitu pun sebaliknya, secara umum masyarakat sudah membuka ruang dan kesempatan yang sama bagi para penyandang disabilitas.

Suster Andreani masih melihat ada sekolah-sekolah umum di Sumatra Utara yang tidak menerima penyandang disabilitas menjadi peserta didiknya. Ini merupakan salah satu persoalan yang dikampanyekan.

"Anak-anak penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dengan anak-anak lain dalam mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah umum. Begitu juga di lembaga-lembaga pendidikan nonformal lain dan di dunia kerja," ujarnya.

Lodofikus Suhandur, 29 salah satu peserta kampanye telah bekerja di sebuah perusahaan elektronik di Kota Medan, yakni PT Megapower Elektrindo. Pria asal Flores lulusan SMA penyandang tunawicara ini mampu merakit panel listrik di tempatnya bekerja.

baca juga: Jokowi Ucapkan Selamat Hari Disabilitas Internasional

Kesulitan berbicara juga tidak menghalanginya menyelesaikan kursus komputer yang ia selesaikan di di Jakarta. Begitu juga di tempatnya bekerja ia tetap bisa menyelesaikan pekerjaan. Dalam berkomunikasi dengan rekan kerja dan atasan, khususnya sesuatu yang sulit untuk disampaikan, Lodofikus menyampaikan secara tertulis.

Menyambut Hari Disabilitas Internasional ini juga diikuti oleh para orang tua murid. Salah satunya adalah Wimmerson Saragih dan istri.

Wimmerson mengatakan putrinya yang duduk di bangku SMP kelas VII tidak mengalami hambatan yang berarti dalam belajar dan bergaul dengan anak-anak yang lain. Namun Wimmerson menyertakan seorang pendamping setiap kali anaknya yang tunanetra beraktivitas di luar rumah. Hingga kini dia dan isrinya masih mencari lebih dalam bakat sang anak untuk rencana pendidikan selanjutnya.

"Tapi sepertinya anak saya punya talenta bernyanyi. Jadi ada kemungkinan dia akan melanjutkan pendidikannya nanti ke sekolah seni atau musik. Di mana pun itu sekolahnya, tidak masalah, kami tidak khawatir," tutur Wimmerson. (N-1)

 

 

BERITA TERKAIT