MUSIM penghujan menjadi penyebab potensi terjadinya berbagai bencana hidrometeorologi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel, Iriansyah mengatakan Pemprov Sumsel sudah maksimal melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.
Diantaranya dengan menyiagakan ratusan personel lengkap dengan peralatan di setiap 17 kabupaten dan kota. Ia menyebut, Sumsel sangat berpotensi besar mengalami bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, dan semacamnya. "Khususnya di daerah Bukit Barisan (Lahat, Pagaralam, Muara Enim, OKU Selatan dan sekitarnya)," kata Iriansyah, Rabu (23/11).
Menurut dia, daerah bukit barisan ini berpotensi paling besar terjadi kebencanaan hidrometeorologi ini. "Jadi sudah banyak yang kita lakukan
menyiapkan personel dan peralatan evakuasi, peralatan pencarian, penyelamatan melibatkan semua sektor potensi SAR khususnya di kawasan ini," ujarnya.
Iriansyah menyebutkan geografis di Sumsel memang merupakan daerah yang rawan banjir dan bencana hidrometeorologi, seperti longsor hingga puting beliung, karena memang banyak daerah yang rawan bencana Selain itu juga, Sumsel terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi yang sangat rawan akan bencana longsor apalagi saat musim penghujan.
"Karenanya kami minta seluruh masyarakat terutama di daerah rawan banjir dan longsor untuk selalu waspada. Yang jelas banjir dan longsor masih mengancam karena saat ini musim penghujan," katanya.
BPBD Sumsel juga telah menyiagakan peralatan seperti perahu karet dan alat berat dalam menanggulangi bila terjadi bencana banjir dan longsor. Selain itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai BPBD kabupaten dan kota dalam mengantisipasi bencana alam hingga koordinasi dengan TNI, Polri, PU dan lain-lain. (OL-15)