23 November 2022, 16:29 WIB

Sepanjang November, Separuh Wilayah Sumut Dilanda Banjir dan Tanah Longsor


Yoseph Pencawan |

CURAH hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Sumatera Utara (Sumut) menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Utara (BPBD) Sumut mencatat, sepanjang November 2022, lebih separuh dari jumlah kabupaten dan kota di Sumut mengalami  banjir dan tanah longsor.

Bencana dialami sebagian besar kabupaten dan kota di Sumut meski tidak dalam waktu yang bersamaan. "Banjir dan tanah longsor terjadi di 17 dari 33 kabupaten/kota yang ada di Sumut," kata Kepala BPBD Sumut Abdul Haris Lubis, Rabu (23/11).

Banjir dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Asahan, Batubara, Deliserdang,  Labuhanbatu dan Kabupaten Langkat. Kemudian Kabupaten Nias, Nias Barat, Nias Utara dan Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta).

Selanjutnya Kabupaten Pakpak Bharat, Serdangbedagai (Sergai), Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Lalu Kota Medan, Sibolga, Tebingtinggi dan  Kota Tanjungbalai. 

Menurut Abdul Haris, bencana banjir dan tanah longsor sebenarnya sudah mulai terjadi sejak akhir Oktober 2022. Meski kini sudah mulai reda, tetapi banjir masih berlanjut di beberapa daerah. Antara lain di Kabupaten Asahan, Batubara dan Kabupaten Langkat. Banjir juga masih menggenangi berbagai wilayah di Kota Medan.

Kabupaten Asahan relatif menjadi daerah terdampak paling parah. Sebanyak 18 dari 25 kecamatan di daerah itu digenangi air.

Banjir di Asahan merendam setidaknya 2.384 unit rumah yang dihuni lebih dari 7.991 penduduk. Sebanyak 15 rumah ibadah, 16 sekolah dan dua tanggul juga mengalami kerusakan akibat luapan air di daerah itu. "Sekitar 944 warga Asahan masih ada yang bertahan di tempat pengungsian," ungkap imbuh Abdul Haris.

Sementara di Kabupaten Batubara, sebanyak 896 keluarga yang bermukim di empat kecamatan harus merana akibat banjir. Satu tanggul juga dilaporkan mengalami kerusakan di daerah itu.

Sedangkan di Medan, banjir merendam sembilan dari 21 kecamatan di kota itu. Berbagai wilayah di Medan mulai digenangi banjir sejak 19 November 2022 dengan ketinggian air mencapai 30-50 cm.

Menurut Abdul Haris, mayoritas warga terdampak masih bertahan di rumah masing-masing. Namun BPBD tetap menyiagakan tenda-tenda pengungsian, bahan makanan dan obat-obatan.

Hingga kini seluruh kabupaten dan kota di Sumut masih dalam keadaan siaga karena intensitas hujan masih tinggi. BPBD provinsi dan kabupaten/kota juga terus memantau situasi untuk mengantisipasi dampak banjir dan tanah longsor yang masih bisa terjadi lagi, terutama di zona-zona yang rawan. (OL-15)

BERITA TERKAIT