DALAM upaya memaksimalkan hasil pertanian para petani, Kementerian Komunikasi dan Informatika memperkenalkan teknologi digital kepada masyarakat petani di Desa Kadumbul dan Desa Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
Ketua Tim Transformasi Digital Sektor Pertanian, Maritim, dan Logistik Kemenkominfo Wijayanto mengatakan, teknologi digital dapat digunakan bagi para petani untuk memaksimalkan hasil pertanian. Di mana para petani dapat mengetahui kebutuhan unsur hara (mineral dalam tanah) dan kondisi cuaca melalui sensor yang terintegrasi dengan aplikasi di perangkat telepon pintar (smartphone).
"Saat ini telah dikembangkan beragam solusi digital di sektor pertanian di antaranya melalui pemanfaatan sensor tanah dan cuaca. Melalui teknologi digital ini para petani dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya pertanian seperti pupuk dan pestisida dalam bercocok tanam sesuai kebutuhan," kata Wijayanto dalam keterangan yang diterima, Sabtu (12/11).
Ia menyampaikan hal itu saat kegiatan Panen Petani Digital 4.0 di Sumba Timur, Selasa (8/11).
Menurut dia, penggunaan teknologi itu sendiri dilakukan dengan terlebih dahulu memasang perangkat internet of things (IoT) di lahan. Nantinya, alat tersebut secara periodik akan mengirimkan informasi kondisi tanah dan cuaca yang kemudian diolah secara otomatis untuk menghasilkan rekomendasi tindakan.
Baca juga: Atasi Inflasi, Pematang Siantar Canangkan Gerakan Tanam Cabai Merah
"Nantinya melalui aplikasi itu petani dapat mengetahui apa saja kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman di lahan seperti berapa banyak penggunaan air, pupuk, dan lainnya sehingga aktivitas bertani menjadi lebih efisien," jelas Wijayanto.
Ke depan, melalui teknologi ini para petani dapat memahami kebutuhan tanaman sesuai kondisi riil di lahan. "Semua kebutuhan tanah dan tanaman akan diinformasikan melalui aplikasi," tuturnya.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian yang diwakilkan oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT Akhmad Hamdan menjelaskan, keuntungan bagi para petani dalam menggunakan teknologi ini adalah dapat lebih efisien dalam input produksi. Sebab, kata dia, unsur hara yang akan diberikan kepada tanaman sesuai dengan rekomendasi dari aplikasi.
"Rekomendasi dari alat itu memang betul-betul dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman, pemupukan tidak lagi kurang atau berlebih karena jumlah unsur hara sudah tertera sangat jelas," tandas Hamdan.
Panen Petani Digital 4.0 merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan adopsi teknologi digital petani yang dimulai dari pemasangan perangkat, sosialisasi, pelatihan, hingga pendampingan rutin.
Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan petani yang ada di Desa Kawangu dan Desa Kadumbul, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Ke depan diharapkan para petani terbiasa dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan hasil usaha tani mereka. (RO/OL-16)