PENTING bagi keluarga memahami gizi seimbang sebagai panduan konsumsi makanan dan pola hidup masyarakat untuk mencapai status gizi optimal. Masyarakat perlu mengetahui makanan yang mengandung gizi lengkap dalam asupan makanan sehari-hari yang cukup secara kuantitas dan kualitas serta mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
"Untuk menjaga kondisi tubuh tetap optimal, kita memerlukan makanan beragam dan bergizi lengkap yang didapatkan dari asupan makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah, serta protein hewani yang dikonsumsi sesuai pedoman gizi seimbang. Protein hewani dengan kandungan asam amino esensial memiliki bermacam fungsi di antaranya mendukung pertumbuhan anak, memperbaiki sel tubuh yang rusak, serta mendukung pembentukan dan menjaga imunitas tubuh," jelas Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI) dalam Program Training of Trainers (ToT) di Jawa Timur yang digelar PT Frisian Flag Indonesia (FFI), Rabu (9/11).
Susu, imbuh Sandra, sebagai salah satu sumber protein hewani terbaik sangat diperlukan manusia di semua tingkatan usia karena praktis dikonsumsi dan zat gizinya yang lengkap mudah diserap oleh tubuh. Begitu pula pentingnya beraktivitas fisik yang rutin seperti berolahraga minimal tiga kali seminggu untuk mempertahankan kebugaran dan menjaga berat badan tetap normal.
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin menyambut baik pelaksanaan program #MelajuKuatBersama Ibu PKK (Pahlawan Kemajuan Keluarga) dari FFI itu karena selaras dengan tiga dari 10 program pokok PKK, yaitu Kesehatan, Pengembangan Kehidupan Berkoperasi, serta Kelestarian Lingkungan Hidup. "Program ini juga sejalan dengan tujuan Gerakan PKK yaitu memberdayakan ibu-ibu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Ibu-ibu PKK adalah garda terdepan untuk mengatasi berbagai masalah kesejahteraan yang di tengah masyarakat, misalnya berkontribusi dalam mengatasi masalah gizi anak, termasuk stunting. Ini isu prioritas nasional, karena memiliki dampak kesehatan yang mengancam kualitas kesehatan generasi mendatang," pungkas Arumi.
Corporate Affairs Director FFI Andrew F Saputro mengatakan program itu juga merupakan satu satu kontribusi pihaknya untuk membantu menurunkan prevalensi stunting ke angka 14% pada 2024. Isu stunting tak lepas dari kondisi ekonomi yang menghambat akses terhadap gizi berkualitas. "Karena itulah Frisian Flag Indonesia terus berkomitmen berpartisipasi mengedukasi keluarga Indonesia melalui kampanye #JagaGiziKinidanNanti. Para ibu merupakan sosok yang paling berperan aktif dalam perubahan sikap dan pola perilaku positif keluarga dan lingkungan sekitarnya dalam konsumsi gizi seimbang, keuangan yang sehat, dan menjaga kelestarian lingkungan melalui pemilahan sampah limbah rumah tangga," ucap Andrew.
ToT itu bertujuan mengoptimalkan peranan ibu dalam memberikan contoh dan mengajak keluarga menerapkan gaya hidup sehat, sejahtera, dan berkelanjutan. Selain itu, ajang itu akan membantu ibu PKK meningkatkan literasi keluarga mengenai gizi, keuangan yang sehat, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Program itu dilakukan secara hibrida (tatap muka dan daring) dan diikuti oleh total 293 kader yang berasal dari lima kabupaten/kota yakni Mojokerto, Malang, Bondowoso, Ponorogo, dan Sumenep, serta TP PKK Provinsi Jawa Timur. Di tiap kota juga akan diadakan demo memasak dan kompetisi antarkader PKK dan membagikan produk susu di lingkungan kader.
Para kader yang dilatih ini diharapkan menjangkau 30.000 lebih kader PKK yang lain, sehingga manfaat program ini akan semakin dirasakan secara luas. Mereka diharapkan sudah dapat memberikan edukasi mengenai nutrisi, keuangan sehat, dan gaya hidup berkelanjutan untuk keluarga dan masyarakat sekitar. (RO/OL-14)