KELURAHAN Silaing Bawah (Silba), Kecamatan Padang Panjang Barat (PPB), Kota Padang Panjang, bakal mengembangkan budi daya maggot. Ini sebagai tindak lanjut pelatihan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Lurah Silba, Beni Satria, mengatakan, pelatihan terlaksana bersama Rumah Kreatif BUMN BRI Padang Panjang, 19 Oktober lalu.
"Kita menangkap hal ini sebagai sesuatu yang sangat positif. Peserta diikuti kader PKK. Dari 20 kader yang turut serta, tujuh di antaranya menyatakan serius untuk itu," ujarnya, Rabu (26/10).
Beni berharap tujuh orang ini menjadi pionir kepedulian lingkungan dan penggerak peningkatan ekonomi warga setempat, mewujudkan Kelurahan Berdikari.
Pelatihan budi daya maggot, sebut Beni, berangkat dari isu lingkungan. Beberapa kali rapat di Pemko, sampah menjadi perhatian seluruh stakeholder. Dirinya berkeinginan, sampah tertata dan terkelola dengan baik dan bisa bernilai ekonomis.
Menurutnya, sumber sampah di rumah tangga terkendala pilah dan pilih. Dari permasalahan sampah ini, dia tergerak melakukan upaya dan inovasi agar sampah memiliki nilai dan manfaat.
"Inovasi kita, sampah organik menjadi pakan serangga lalar atau maggot, larva dari Black Soldier Fly (BSF). Menurut penelitian, maggot itu memiliki protein yang cukup tinggi sekitar 70%. Maggot bisa menjadi bahan pakan bagi ikan lele, ikan hias, ayam," ujarnya.
Ke depan, bila budi daya maggot ini berhasil dan berkembang, sampah organik dari rumah tangga bakal dihargai dengan rupiah.
"Jadi kelurahan menghargai sejumlah uang dari sampah organik yang dibawa ke kelurahan oleh warga. Sampah ini menjadi pakan untuk budi daya maggot," ungkapnya seraya menjelaskan 1 kg maggot berkisar Rp6.000.
Baca juga: G.H. Universal Hotel Bandung Lakukan Budi Daya Maggot
Dijelaskannya, maggot berbeda dengan ulat atau belatung pada umumnya. Belatung ini bukan jenis biasa, melainkan larva dari BSF. Dalam tubuh BSF mengandung zat antibiotik alami sehingga tidak membawa agen penyakit.
Meski dikelompokkan sebagai lalat, BSF tidak hinggap di sampah dan tidak membawa penyakit. Larva BSF yang disebut maggot juga berbeda dengan belatung lalat hijau dan lalat hitam yang menyebarkan penyakit. Maggot tidak menimbulkan bau busuk dan bukan pembawa sumber penyakit. Karena sangat aman, anak kecil pun berani bermain-main dengan cara memegangnya.
"Penggunaan maggot sebagai pakan ikan bisa semakin menggairahkan budi daya ikan konsumsi, karena harganya yang relatif murah," tuturnya.
Untuk pakan ternak, maggot bisa mempercepat kenaikan bobot ternak. Maggot BSF ini juga bisa membantu permasalahan sampah organik yang menggunung. Sekitar 750 kg maggot BSF mampu mengurai sekitar 2 ton sampah organik hanya dalam kurun waktu 2-3 minggu.
Ini menjadikan usaha budi daya maggot sebagai alternatif usaha yang menjanjikan. Apalagi masa panennya relatif cepat, sekitar 15 hari. Jadi budi daya maggot BSF perlu dicoba oleh siapa saja.(OL-5)