19 October 2022, 16:21 WIB

Tiga Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat Intensif di RS


Bagus Suryo |

SEBANYAK tiga orang korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih menjalani perawatan pada Unit Perawatan Intensif (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, Kota Malang.
 
Direktur RSUD Saiful Anwar Malang dr Kohar Hari Santoso di Kota Malang, Rabu (19/10), mengatakan bahwa dari tiga orang yang dirawat di ICU tersebut, dua di antaranya dalam kondisi relatif stabil, sementara satu lainnya tidak stabil dan dalam pantauan ketat.
 
"Satu korban kondisinya sangat tidak stabil, untuk dua lainnya relatif stabil," katanya.
 
Kohar menjelaskan seluruh pasien yang saat ini berada di ruang ICU tersebut menggunakan alat bantu pernapasan. Tiga pasien yang berada di ICU tersebut, dua orang berjenis kelamin laki-laki dan satu lainnya perempuan.
 
Menurutnya, perawatan dan penanganan terus diupayakan oleh tim dokter yang merawat para pasien korban tragedi Kanjuruhan tersebut. Satu pasien yang dalam pengawasan ketat tersebut kondisinya cukup mengkhawatirkan.
 
"Yang jelas kondisinya cukup berisiko dan tidak stabil," katanya.


Baca juga: RS Hasan Sadikin Masih Rawat Tiga Anak Penderita Gagal Ginjal Akut

 
Ia menambahkan dari sejumlah pasien yang dirawat di ICU tersebut mayoritas mengalami luka dan trauma yang serupa. Mereka mengalami trauma akibat benturan serta mengalami kekurangan oksigen dalam tubuh. Namun, pasien di ICU tersebut tidak ada anak-anak.
 
"Semua (tiga pasien di ICU) dengan luka yang sama, ada benturan," katanya.
 
Hingga saat ini, kata Kohar, secara keseluruhan ada enam pasien korban tragedi Kanjuruhan yang dirawat di RSUD Saiful Anwar Kota Malang. Tiga orang dirawat di ICU karena kondisinya masih belum terlalu stabil, sementara lainnya pada ruangan rawat inap biasa.
 
Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
 
Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari  kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
 
Akibat kejadian itu, sebanyak 133 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang,  trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.  (Ant/OL-16)

VIDEO TERKAIT :

BERITA TERKAIT