19 October 2022, 09:40 WIB

BBM Subsidi di Pidie Kerap Langka Diduga Ulah Nakal SPBU


Amiruddin A.R |

BAHAN Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, seringkali sulit didapat di SPBU. Hal ini diduga karena pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjual sesuka hati kepada pihak terlarang atau pengecer liar.

Akibat ulah SPBU nakal itulah menyebabkan kelangkaan BBM subsidi di Pidie. BBM subsidi justru mudah didapat di pengecer liar, dengan harga yang jauh lebih mahal tentunya. Akibatnya, masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang membutuhkan BBM subsidi tidak dapat. Pihak SPBU membolehkan pengecer ilegal itu membeli BBM bersubsidi dalam jumlah banyak dengan jerigen-jerigen besar.

Amatan Media Indonesia sejak dua hari terakhir, Senin hingga Selasa (18/10), BBM bersubsidi jenis pertalite di sejumlah SPBU kawasan Kota Sigli dan Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie disebut habis. Dalam kondisi sulit, warga terpaksa mengisi BBM non subsidi Pertamax sehingga itupun habis saking banyaknya konsumen.

Pemandangan aneh sempat terpantau Media Indonesia, pada malam hari ketika BBM pertalite sudah masuk yang dipasok menggunakan mobil tangki dari Depo Pertamina Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Pada Senin tengah malam hingga Selasa (18/10) menjelang subuh, ada beberapa mobil bak terbuka dan mini bus misterius merapat di SPBU Pulo Pisang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie.

Mobil yang beroperasi pada larut malam hingga menjelang subuh itu ditenggarai milik pengecer liar yang membeli minyak bersubsidi pada SPBU setempat. Mobil yang kondisinya sudah uzur itu diduga menggunakan tangki minyak ganda atau memakai jeriken khusus untuk menapung minyak dalam jumlah banyak.

Ironisnya mobil-mobil misterius itu berulangkali atau mondar-mandir mendatangi SPBU. Aksi mereka diduga melakukan penimbunan di sekitar lokasi mengebor ilegal.

Pemilik mobil hantu itu terlihat sangat leluasa mengisi BBM bersubsidi dalam jumlah banyak dan berulang-ulang. Dari keterangan sumber terpercaya karena mereka membayar dengan harga lebih tinggi dari harga BBM subsidi yang ditetapkan pemerintah.

Untuk jenis Pertalite misalnya dari harga Rp10.000 per liter, para pengecer liar itu sudi membayar berkisar Rp1.500 hingga Rp 11.000 per liter. Aksi tidak terpuji yang meresahkan warga hingga terjadi kelangkaan BBM bersubsidi tersebut diduga ada permainan pihak SPBU dan pengecer liar.

Warga mengharapkan pihak Pertamina harus nengambil tindakan tegas terhadap SPBU yang nakal ini. Pihak SPBU nakal dan pengecer ilegal harus diberi sanksi tegas, karena meresahkan dan dapat menimbulkan konflik.

"Kalau begitu terus dibiarkan dimana subsidi ke masyarakat miskin. Ditengah kondisi sangat sulit mengapa ada seperti pembiaran yang sudah lama terjadi. Lalu mengapa Pertamina tidak menyalurkan BBM bersubsidi melalui Pertashop. Padahal di pedalaman lebih banyak orang kurang mampu yang berhak menikmati BBM subsidi," tutur Muslim, pemerhati masalah sosial masyrakat di Kabupaten Pidie. (OL-13)

Baca Juga: Cirebon Siap Jadi Tuan Rumah Gelar Teknoloti Tepat Guna Nusantara

 

BERITA TERKAIT