17 October 2022, 19:34 WIB

Batal Mogok, Perajin Tahu Tempe Cimahi Kecilkan Ukuran dan Naikan Harga


Depi Gunawan |

PERAJIN tahu tempe di Kota Cimahi, Jawa barat batal mogok produksi yang sebelumnya direncanakan berlangsung Senin (17/10). Untuk mengakali tingginya harga kedelai, para perajin menaikkan harga jual serta mengecilkan ukuran tahu dan tempe.

Kepala UPT Pasar pada Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi Andri Gunawan mengatakan, saat ini harga jual tahu dan tempe sudah naik. "Tidak ada yang mogok, berdasarkan keterangan pedagang, harga tahu tempe sudah dinaikan. Ukurannya pun jadi diperkecil disesuaikan dengan kondisi saat ini," bener Andri.

Ia memastikan ketersediaan tahu dan tempe di pasar tetap aman sebab produsen maupun pedagang tetap menjalankan usahanya seperti biasa. "Stok tetap ada, kami harap pasokan dan harga bisa stabil, daya beli tetap terjaga," jelasnya.

Di Pasar Atas Baru, harga satu bungkus tahu isi 10 naik menjadi Rp5.500 dari semula Rp5.000. Sementara tempe dari Rp7.500 sekarang dijual Rp8.000.

"Mogok produksi batal, perajin menyesuaikan ukuran dengan kenaikan harga tahu tempe. Harga sudah dinaikan tapi enggak terlalu tinggi, cuma naik Rp500," kata salah seorang pedagang tahu tempe, Uje.

Uje mengakui, tingginya harga kedelai impor sebagai bahan baku tempe dan tahu turut berimbas kepada para pedagang eceran di pasar. Mau tidak mau, jelasnya, pedagang harus menyesuaikan harga agar keuntungan yang didapat tidak terlalu merosot.

"Kalau masih normal, keuntungan bersih sekitar Rp500 ribu, tapi sekarang mungkin bisa turun sekitar 50 persen. Pedagang harus menyesuaikan harga karena dari pabriknya sudah naik," tuturnya.

Menurut dia, masih ada konsumen yang belum mengerti, bahkan mengeluh soal kenaikan harga tahu tempe. "Konsumen ada yang masih keberatan, tetapi ada juga yang sudah tahu dan mengerti jika kenaikan harga jual ini akibat kacang kedelai melambung. Katanya mereka tahu dari pemberitaan," ujarnya. (OL-15)

 

BERITA TERKAIT