BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong menyebutkan, pembangunan hunian tetap (huntap) untuk penyintas banjir bandang Torue diperkirakan memakan waktu dua tahun.
Sekretaris BPBD Parigi Moutong, Moh Rivai, mengatakan, lama pembangunan huntap itu karena banyaknya proses administrasi yang harus diselesaikan.
"Ya, soal pembahasan lahan. Dan lokasi huntap harus berdekatan dengan pantai, karena sebagian korban banjir bandang mayoritas berprofesi nelayan," terangnya di Parigi Moutong, Minggu (2/10).
Menurut Rivai, berdasarkan catatan BPBD ada 40 rumah rusak pascabencana alam tersebut, di mana 10 unit rumah hilang dan 30 unit rusak berat.
"Dan ada 12 unit rumah warga yang akan direlokasi dari bibir pantai. Jadi total huntap yang akan dibangun 52 unit," paparnya.
Baca juga: Pasar Murah UKM Sahabat Sandi Dorong Kestabilan Ekonomi di Makassar
Rivai menjelaskan, untuk anggaran pembangunan huntap belum dapat dipastikan.
"Karena, pemerintah daerah saat ini tengah melakukan lobi anggaran Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB)," tegasnya.
Rivai menambahkan, bantuan anggaran dari pemerintah pusat sangat dibutuhkan Parigi Moutong, pasalnya di lokasi banjir bandang Torue terdapat bangunan fisik yang harus dibangun.
"Di sana (Torue) jalan dan beberapa unit jembatan rusak. Itu harus menggunakan anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi," tandasnya.
Banjir Torue terjadi 28 Juli 2022. Dalam peristiwa itu tiga warga meninggal dunia, empat orang hilang, 1.459 jiwa warga terdampak dari 507 kepala keluarga (KK), serta merusak 63 rumah warga. (OL-16)