26 September 2022, 18:39 WIB

Program Desa Wisata Tepus, Yogyakarta, Dorong Ekonomi Warga


mediaindonesia.com |

MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Pantai Indrayanti untuk berpose di spot foto ’Sandiaga Uno’. Itu merupakan spot patung yang dibuat menyerupai sosok dirinya.

Kegiatan Mas Menteri, sapaan Sandiaga Uno, tersebut merupakan bagian dari rangkaian program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 di Desa Wisata Tepus, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Desa Wisata Tepus masuk dalam daftar 50 desa wisata terbaik tahun ini. Desa tersebut telah melalui proses uji standar penilaian tim juri.

Desa-desa wisata nantinya akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf selama satu tahun. 

Tujuan penyelenggaraan ADWI yakni sebagai daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Selain itu, ADWI juga mendorong daerah untuk dapat menciptakan desa wisata baru selanjutnya di wilayahnya yang dapat membangkitkan ekonomi desa. Kebangkitan ekonomi dari desa-desa untuk membangun Indonesia. 

Selain itu dapat menjaring database desa wisata baru dari pendaftaran di website jejaring desa wisata (Jadesta) yang merupakan website resmi yang dikembangkan oleh Kemenparekraf.

Baca juga: Sandiaga Uno: Restorasi Hanjeli Mampu Bangkitkan Ekonomi Sukabumi

Dari data kegiatan ADWI tahun 2021 terjaring 1.831 data desa wisata yang ada di Indonesia dan target pada tahun 2022 adalah 3.000 desa wisata yang diharapkan terjaring sehingga mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia ke depan. 

Ini sebagai bukti nyata program unggulan Mas Menteri untuk desa wisata menjadi pilihan. Banyak desa dengan peningkatan jumlah pendaftar desa wisata.

Peningkatannya lebih dari 200 persen. Itu menjadi bukti bahwa ADWI menjadi program yang tepat sasaran, manfaat, dan waktu. Program itu juga benar-benar membawa kesejahteraan masyarakat. 

Mas Menteri mendapat sambutan meriah dari masyarakat. Selain itu, tampak pula sambutan hangat dari Bupati Gunungkidul Sunaryanta dan jajaran pemerintahan setempat. Rombongan Mas Menteri disambut penari Subomanggolo.

Kemudian mendengarkan pemaparan terkait tujuh kategori penilaian ADWI oleh pengelola desa.

Setelah itu Mas Menteri akan menyambangi mengunjungi Pasar Tiban Desa Wisata Tepus yang menyajikan produk-produk unggulan desa (kuliner, fesyen, kriya).

Selama berbelanja, Mas Menteri dan rombongan juga dihibur dengan kesenian unggulan Desa Tepus.

Mas Menteri mengatakan, tahun 2021, Desa Nglanggeran di Gunung Kidul terpilih sebagai desa wisata terbaik dunia atau Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia dibawah PBB (UNWTO).

"Tahun ini kita merasakan sensasi di pantai ada juga susur pantai kolaborasi dengan komunitas jeep. Desa wisata Tepus diharapkan bisa naik kelas menjadi desa wisata dunia menyusul Nglanggeran dan berdaya saing berkelanjutan," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (26/9).

Sandi menjelaskan, desa wisata yang tergabung di jaring desa wisata terbaik Indonesia berhasil menstimulasi ekonomi daerah, membuka peluang usaha dan lapangan kerja.Tahun lalu, peningkatan kunjungan ke desa wisata mencapai 30 persen.

Bicara potensi wisata, Desa Tepus yang berbatasan langsung dengan Pantai Selatan dengan topografi pegunungan tersebut, cukup beragam.

Untuk menuju desa itu, wisatawan membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam menggunakan roda empat dari Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Desa Wisata Tepus memiliki beberapa potensi wisata alam, terutama pantai.

Di kelurahan Tepus sendiri, ada 12 pantai yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, 6 di antaranya dikenal dengan sebutan Pantai Perawan karena masih sepi dan belum banyak orang yang mengetahuinya. 

Pantai yang masuk dalam Desa Wisata Tepus diantaranya: Pantai Sundak Timur, Pantai Somandeng, Pantai Pulangsawal (Indrayanti), Pantai Trenggole, Pantai Watulawang, Pantai Poktunggal, Pantai Dawut, Pantai Watunene, Pantai Seruni, Pantai Sengkan, Pantai Beling, dan Pantai Cluwakan. Untuk mengunjungi pantai ini, wisatawan hanya dikenakan biaya retribusi Rp 10 ribu.

Sementara destinasi wisata buatan, wisatawan dapat mengunjungi Kampung Bonsai. Hampir semua masyarakat di Desa Tepus melakukan budidaya bonsai jenis Santiki dan Waru.

Konon bonsai Santiki dipercaya dapat menolak bala dan menghindari ancaman dari binatang buas. Selain itu, ada lokasi konservasi penyu.

Sedangkan kekayaan seni dan budaya yang mereka warisi dari leluhur adalah seni Jathilan, seni Ketoprak, seni Reog Klasik Mataraman, Rasulan (Bersih dusun), Gumbregan, budaya Nyadran, Bersih Telaga, Kenduri, Kirim Dowa, Nglengani Pari, Pasang Gawar dan Larungan.

Dalam kesempatan itu, Mas Menteri berbincang dengan anak-anak dari SLB Puspa Melati. Anak-anak berkebutuhan khusus ini diajarkan membuat ecoprint di sekolahnya.

Tas yang digunakan oleh Mas Menteri saat berkunjung ke Desa Wisata Tepus ini pun merupakan hasil karya mereka.

Mas Menteri juga menyaksikan kesenian tarian tradisional kolosal Reog Gunungkidul. Tarian Reog menunjukkan semangat gotong royong warga menghadapi kerasnya tantangan alam kawasan karst. 

Pengelola desa dalam kesempatan itu memperkenalkan Tim SAR Satlinmas Istimewa yang bertugas menjaga keamanan dan keselamatan di destinasi wisata tersebut.

Selain berbincang-bincang, Mas Menteri juga menyaksikan kebolehan Tim SAR melakukan atraksi Jetski.

Kepada awak media, Mas Menteri mengaku takjub dengan keindahan alam dan budaya di Gunung Kidul.

“Ini adalah paket lengkap nature and culture. Ada produk ekonomi kreatif unggulan dan sudah terbangun ekosistem dari segi homestay. Kami juga melihat masyarakat disini sudah merasakan pariwisata membuka peluang meningkatan kesejahteraan,” jelasnya.

Menparekraf dan Bupati Gunung Kidul sepakat untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM di destinasi wisata dan sentra ekonomi, antara lain dengan pelatihan, pendampingan dan bantuan pemasaran.

"Kita akan pastikan memberikan peluang agar penghasilan masyarakat meningkat,” imbuh Sandi. 

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap kunjungan Menparekraf berdapak positif terhadap pertumbuhan dan ekonomi di Gunung Kidul.

“Dengan bantuan semua pihak dan masyarakat, mudah-mudahan Gunung Kidul menjadi lebih baik dari hari ini,” pungkasnya. (RO/OL-09

BERITA TERKAIT