24 September 2022, 22:05 WIB

Jabar Quick Response Gelar Kompetisi SAR Sungai


Bayu Anggoro |


SECARA geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua
Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudra Pasifik.
Kondisi demikian menjadikan wilayah Indonesia rawan bencana alam.

Hal ini mendasari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam meningkatkam
inovasi penanganan bencana. "Inovasi dengan cara-cara yang kreatif,"
katanya saat audiensi bersama Jabar Quick Response, seperti dalam siaran pers, Sabtu (24/9).

Kang Emil, panggilan akrabnya, menambahkan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat memberikan perhatian khusus kepada mitigasi kebencanaan melalui
inovasi dengan cara-cara yang kreatif. Salah satunya adalah peningkatan
kapasitas relawan dan potensi SAR melalui kompetisi Jabar Quick Response River Rescue Challenge (JRRC).

JRRC sendiri adalah kompetisi SAR sungai yang diinisiasi langsung oleh
Ridwan Kamil dengan tujuan menciptakan potensi-potensi SAR yang
memiliki kompetensi unggul dalam situasi krisis terutama pada bencana
hidrometerologi yang mungkin terjadi di Jawa Barat. Dia juga mengingatkan bahwa dalam upaya mitigasi bencana, selain melatih para potensi SAR agar semakin mahir, upaya mengedukasi masyarakat umum dalam memahami alam dan melestarikannya juga harus terus dilakukan.

"Kita harus terus mencari cara-cara yang kreatif untuk mengedukasi
masyarakat (terkait mitigasi bencana). Masyarakat kita harus hidup
dengan realita yang hadir, memahami bahwa alam itu memiliki siklusnya
sendiri," ujarnya.

Di Garut

Ketua Panitia JRRC Sandi Prisma Putra mengatakan, JRRC akan dilaksanakan di Kabupaten Garut pada 29 September-2 Oktober 2022 memanfaatkan aliran Sungai Cimanuk di Kampung Patrol Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.

Peserta kompetisi sendiri berasal dari instansi, siswa, mahasiswa dan masyarakat umum serta komunitas se-Indonesia. "Akan ada 60 tim yang mengikuti kompetisi dengan total 420 peserta," ujar Sandi.

Perlombaan terdiri dari 3 kategori lomba yakni Flip boat challenge, Z-drag rescue system challenge dan river rescue operation challenge.

Latar belakang diadakannya kompetisi yang baru pertama kali digelar di
Indonesia itu adalah pentingnya kemampuan operasi penyelamatan di sungai berarus deras. Mengingat potensi bencana hidrometeorologis di Indonesia khususnya Jawa Barat sangat tinggi.

Tambah Sandi, harapan dari kompetisi itu juga untuk membangun dan
mengembangkan jaringan relawan spesialis pada aktivitas pencarian dan
pertolongan di perairan. Mengingat Jawa Barat sendiri memiliki 2.265
sungai dan anak sungai, dimana sepanjang 2021 saja menurut data dari
Basarnas, terdapat 125 penanganan SAR di perairan.

JRRC juga merupakan bentuk pembinaan sekaligus upaya Kang Emil untuk
memberikan ruang bagi potensi SAR di Indonesia dalam meningkatkan
kompetensinya melalui kejuaraan yang berkualitas.

"Sesuai arahan Gubernur, dalam rangka mewujudkan Jabar sebagai Provinsi yang tangguh bencana, JRRC adalah salah satu bentuk ikhtiar dan inovasi mitigasi kebencanaan dalam cluster edukasi dan pembinaan potensi/relawan SAR melalui ajang kompetisi penyelamatan di sungai berarus deras," tandasnya. (N-2)

BERITA TERKAIT