BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggiatkan pengiriman (droping) air bersih untuk membantu warga yang desa yang mengalami kekeringan.
Sementara, krisis air bersih dialami warga tujuh desa yang tersebar di Kecamatan Kemalang, Bayat, dan Jatinom. BPBD Klaten mulai melaksanakan kegiatan droping air bersih sejak 24 Agustus 2022.
Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, saat ditemui di kantornya mengatakan, untuk membantu warga tujuh desa yang kini kesulitan air bersih, BPBD Klaten rutin tiap hari mengirimkan bantuan air.
"Hingga hari ini kami telah mengirimkan bantuan ke tujuh desa yang mengalami krisis air bersih itu total sebanyak 75 tangki, dengan
mengoperasikan empat unit mobil tangki," jelasnya, Rabu (21/9).
Tujuh desa yang krisis air bersih, yakni Desa Kendalsari, Sidorejo, Tlogowatu, Tangkil, Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang, Desa Jambakan di Kecamatan Bayat, dan Desa Bandungan di Kecamatan Jatinom.
Secara terperinci disebutkan, bahwa Desa Kendalsari hingga saat ini telah menerima bantuan air sebanyak 12 tangki, Sidorejo 11 tangki, Tlogowatu 11 tangki, Tangkil 12 tangki, dan Tegalmulyo 12 tangki. "Sedangkan kegiatan droping air bersih untuk Desa Bandungan, Kecamatan Jatinom, sebanyak enam tangki dan Desa Jambakan, Kecamatan Bayat,
tercatat 12 tangki sampai pelaksanaan hari ini," beber Sri Winoto.
Data BPBD Klaten, daerah krisis air bersih saat musim kemarau meliputi 51 desa yang tersebar di 11 kecamatan. Kondisi yang paling rawan desa di Kecamatan Kemalang, Jatinom, Cawas, Bayat, dan Karangdowo.
"Untuk kegiatan droping air, BPBD Klaten tahun ini menyiapkan anggaran Rp350 juta atau 800 tangki. Namun, kegiatan droping air ini akan disesuaikan dengan adanya kenaikan harga BBM," tandasnya. (OL-15)