13 September 2022, 19:27 WIB

Diduga Pakai Identitas Palsu, Persada SBD akan Dipanggil Asprov NTT


Ignas Kunda |

PERHELATAN turnamen sepak bola tertua dan terbesar di Nusa Tenggara Timur, El Tari Memorial Cup ke-31, di Kabupaten Lembata, terindikasi kecurangan penggunaan identitas palsu.

Indikasi kecurangan tercium saat pertandingan Persena Nagakeo versus Persada Sumba Barat Daya pada Minggu (11/9) kemarin di Stadion Polres Lembata. Hal ini diungkapkan oleh Asisten Manejer Persena Nagekeo, Claudya Novi, Senin (12/9).

Menurut Novi, pada pertandingan tersebut dua pemain Persada Sumba Barat Daya (SBD) yang diduga menggunakan identitas palsu tidak sesuai dengan kartu tanda penduduk.

Ia menjelaskan bahwa dari hasil penelusuran Tim Persena Nagekeo dan dibuktikan dengan kartu tanda penduduk, dalam pertandingan kemarin diketahui dalam formulir Daftar Susunan Pemain (DSP) Tim Persada SBD pemain bernomor punggung 16 bernama tercatat atas nama Yohanes Bili namun yang bermain Oktavianus Dappa dengan tanggal lahir 21 Oktober 1995 (26 tahun).

Lalu DSP nomor punggung 10 tercatat nama Krisostomus Due namun yang bermain atas nama Kristoforus Bora Saga tanggal lahir 19 Agustus 1998 (24 tahun).

"Kemarin setelah pertandingan kami baru mendapatkan informasi terkait identitas palsu. Dan ini menodai semangat sportivitas dalam sepak bola. Kami Tim manajemen Persena telah melakukan pelaporan kepada Asprov (Asosiasi Provinsi) NTT dan masih sedang menunggu keputusan lebih lanjut. Kami tim merasa dirugikan apalagi kami sudah mengeluarkan dana begitu besar untuk sampai ke sini namun akhirnya kami dicurangi," ungkap Novi.

Novi menambahkan, dalam technical meeting disebutkan bahwa bila ada protes harus dilayangkan dalam waktu dua jam. Namun sayangnya info kecurangan diperoleh tim dua jam setelah pertandingan. Walau demikian, ia berharap adanya tindakan tegas dari Asprov agar pengembangan sepak bola di NTT tetap berjalan baik dan menjunjung tinggi asas kejujuran dalam sepak bola sehingga sepak bola NTT lebih maju ke depannya.


Baca juga: Oknum Guru SLB Cabuli Siswi Berkebutuhan Khusus di Semarang


"Ini pengkhianatan pada asas sepak bola seharusnya ini tidak boleh terjadi dan kami minta Asprov NTT harus tindak tegas atau sanksi tegas buat tim yang telah mencederai publik sepak bola NTT," tegas Novi.

Sedangkan Sekretaris II Asprov NTT, Piter Fomeni, ketika dihubungi menjelaskan bahwa pihaknya sudah menerima laporan dari Tim Persena Nagekeo dan akan menindaklanjuti dengan memanggil tim yang bersangkutan untuk memberikan keterangan terkait laporan yang masuk.

Piter menjelaskan bahwa saat ini pihaknya harus mendengar dari kedua belah pihak serta mendengar keterangan masing-masing agar diperoleh bukti yang valid disertai data-data yang menguatkan laporan. Bila benar terjadi kecurangan pihaknya tidak segan untuk mengambil tindakan sesuai aturan yang berlaku.

"Besok kami akan panggil tim bersangkutan dan akan kami minta  keterangan dengan memakai asas praduga tak bersalah. Bila tim Persena Nagekeo memiliki bukti kuat dan terbukti maka kami akan ambil tindakan tegas karena ini terbukti mencederai sepak bola NTT yang menjunjung tinggi semangat sportivitas," ungkapnya.

Menurut Piter, sesuai regulasi seharusnya ada tiga pemain senior berumur di atas 23 tahun yang boleh dimainkan dalam sebuah pertandingan dan diperbolehkan lima pemain senior di atas 23 tahun ikut dalam sebuah turnamen.

"Ini turnamen sebenarnya juga sebagai ajang silahturahmi namun kalau ada yang mencederai tentu kami sangat menyesal dan sayangkan karena itu kami pasti ambil sanksi tegas kalau seandainya terbukti," pungkasnya. (OL-16)

BERITA TERKAIT