BUPATI Sikka Fransiskus Roberto Diogo terpaksa harus menaikkan tarif penumpang angkutan perkotaan (angkot) dan pedesaan (angkudes) di wilayahnya, lantaran para sopir melakukan aksi demo menuntut kenaikan tarif penumpang. Hal ini akibat dari kebijakan pemerintah pusat yang menaikan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite yang tadinya berharga Rp7.650 menjadi Rp10.000.
Penetapan kenaikan tarif penumpang sementara tersebut tertuang dalam surat edaran Bupati Sikka Nomor: 1/SE/HK/2022 dan mulai berlaku, Senin (5/09/2022) hingga adanya Keputusan dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo melalui Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka, Mauritz Minggo menegaskan tarif penumpang angkutan yang tertuang dalam surat edaran Bupati Sikka tersebut berlaku sementara saja.
"Jadi tarif penumpang yang kita disampaikan ini adalah tarif angkutan yang berlaku sementara. Pemberlakuan ini bersifat sementara sampai dengan ditetapkan tarif angkutan penumpang sesuai peraturan gubernur," ujar dia, Selasa (6/9).
Disampaikan lagi, surat edaran yang dikeluarkan oleh Bupati Sikka untuk menjadi dasar dalam penetapan tarif sementara angkutan penumpang umum dalam wilayah Kabupaten Sikka sebelum adanya penetapan tarif dasar batas bawah dan tarif dasar batas atas dari Pemprov NTT.
"Kan berlaku sementara. Apabila sudah ada kenaikan tarif yang ditetapkan oleh pihak provinsi maka kita akan melakukan penyesuaian. Jadi sambil menunggu peraturan gubernur tentang tarif penumpang maka surat edaran ini yang dikeluarkan oleh Bupati Sikka ini dipakai oleh para sopir untuk menggunakan tarif sementara," ujarnya.
Dia sampaikan untuk tarif sementara angkutan kota yakni dari sebelumnya Rp4.000 naik menjadi Rp6.000 dan tarif angkutan pelajar naik dari Rp2.000 menjadi Rp4.000. " Kenaikan tarif sementara ini juga berlaku bagi angkutan pedesaan yang sudah tertuang dalam surat edaran sesuai dengan jaraknya," ucapnya (OL-13)
