PENULARAN penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Tengah menurun dratis setelah digeber dengan vaksinasi ternak, sebanyak 60.000 dosis vaksin kembali datang Rabu (10/8) ini dan siap didistribusikan ke daerah.
Pemantauan Media Indonesia, Rabu (10/8), dalam rangka mencegah penyebaran PMK vaksinasi ternak terus dilakukan di 35kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah, bahkan untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi berbagai pihak dilibatkan dari mulai tenaga kesehatan, TNI/Polri hingga aparat di desa
Hasil yang dicapai dalam penggencaran vaksinasi terhadap hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan babi tersebut, berdasarkan data diterima dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah tingkat penularan PMK mengalami penurunan dratis.
"Sudah tidak ada penularan lagi setelah vaksinasi di daerah ini, meskipun kita tetap waspada terhadap PMK dengan menjaga kebersihan kandang," kata Warsono,55, peternak di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Hal serupa juga diungkapkan Ahmad,47, peternak di Bulusan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak bahwa di desa ini sebelumnya merupakan wilayah terparah kasus PMK, namun setelah digencarkan vaksinasi ternak terjadi penurunan dratis bahkan tidak ada lagi kasus terjadi.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Agus Wariyanto mengatakan setelah digeber pelaksanaan vaksinasi ternak, tingkat penularan PMK di provinsi ini terus mengalami penurunan yakni dari sebelumnya 400 ekor per hari menjadi 200 ekor per hari.
Vaksinasi terhadap ternak di berbagai daerah di Jawa Tengah, lanjut Agus Wariyanto, terus digencarkan hingga saat ini pada tahap pertama telah tercapai 125.000-135.000 ekor (99,5 persen) selesai divaksin, bahkan tahap kedua vaksinasi ternak terus berjalan dengan melibatkan berbagai pihak.
"Hari ini sesuai jadwal datang lagi 60.000 dosis vaksin, selanjutnya segera didistribusikan ke 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah," ujar Agus Wariyanto.
Selama tiga bulan wabah PMK, ungkap Agus Wariyanto, jumlah hewan ternak di Jawa Tengah mengalami suspect mencapai 56.000 ekor, namun setelah dilakukan penanganan intensif dan gencarnya vaksinasi jumlah terus menurun dan tingkat penularan mereda. (OL-13)
Baca Juga: Harga Cabai di Cianjur Kembali Tinggi