27 July 2022, 18:50 WIB

Pernikahan Usia Muda Picu Stunting di Beltim


Rendy Ferdianysah |

KOORDINATOR Manager Satgas Stunting Provinsi Bangka Belitung (Babel), Sardiyono mengatakan,pernikahan usia muda menjadi penyebab tingginya angka stunting di Kecamatan Dendang, Belitung Timur (Beltim).

Ia menyebutkan, Tim Satgas Stunting Babel melakukan koordinasi bersama pihak Puskesmas Dendang untuk mengunjungi balita stunting dan ibu hamil berstatus Kekurangan Energi Kronis (KEK) di desa Dendang yang merupakan desa lokus stunting dengan angka prevalensi 14,2%. "Faktor determinan yang paling berpengaruh adalah pernikahan usia muda," kata Sardiyono,  Rabu (27/7).

Ia menjelaskan, bagi perempuan usia ideal untuk menikah adalah minimal 21 tahun dikarenakan remaja masih membutuhkan gizi yang maksimal sampai usia tersebut. "Jika menikah di bawah usia ideal maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya sehingga jika nutrisi ibu tidak terpenuhi maka bisa berdampak buruk bagi kesehatan seperti melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang tentunya memiliki resiko stunning," urainya.

Selain pernikahan usia muda, tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua di Desa Dendang menjadi faktor yang mempengaruhi laju stunting. Secara tingkatan ekonomi berada pada kategori mampu tetapi orang tua tidak memiliki pengetahuan yang cukup terkait cara mengasuh dan pemberian gizi baik untuk anaknya.

Saat ini, tambahnya, pihak desa dan puskesmas masih terus mengembangkan upaya untuk menuntaskan fenomena pernikahan usia muda karena usaha sebelumnya seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT), sosialisasi, penyuluhan dll belum begitu berefek pada masyarakat.

"Penurunan stunting ini bukan cuma tugas BKKBN atau dinas terkait saja tetapi semua masyarakat. Diharapkan para orang tua juga berperan dan tahu serta mau untuk melahirkan generasi berkualitas," pungkasnya. (OL-15)

BERITA TERKAIT