12 July 2022, 21:52 WIB

Pemprov Sumut Distribusikan 10.000 Vaksin PMK


Yosep |

10.000 vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk hewan ternak didistribusikan di berbagai daerah di Sumatera Utara (Sumut). Seluruh kabupaten dan kota di provinsinya mendapat alokasi vaksin tahap kedua, kecuali yang berada di Kepulauan Nias.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap, Selasa (12/7). Dia menjelaskan, Sumut sudah dua kali menerima pengiriman vaksin daripusat. Pada tahap pertama Sumut menerima 1.600 vaksin dan tahap kedua sebanyak 10.000 dosis.

Seluruh vaksin tahap pertama sudah habis disalurkan ke daerah, sedangkan distribusi vaksin tahap kedua masih berjalan minggu ini. Setiap pemda diarahkan untuk menjemput langsung vaksin ke Medan untuk mempercepat proses distribusi.

Namun Pemprov sudah bersiap mengantar langsung bila ada daerah yang hingga pekan ini belum juga mengambil alokasi vaksinnya. Namun dari seluruh kabupaten dan kota di Sumut, daerah-daerah yang berada di Kepulauan Nias tidak mendapatkan alokasi vaksin PMK.

Sejauh ini, seluruh daerah atau empat kabupaten dan satu kota yang ada di Kepulauan Nias belum memiliki satu pun kasus PMK. Selain itu, Kepulauan Nias juga merupakan daerah yang terpisah daratan dengan sebagian besar wilayah Sumut.

Dia memastikan pembagian alokasi vaksin disesuaikan dengan populasi hewan ternak di tiap daerah, khususnya sapi. Saat ini populasi ternak terbanyak di Sumut berada di Kabupaten Deliserdang, Simalungun dan Serdangbedagai.

Kabupaten Batubara tidak mendapat alokasi vaksin terbanyak meski memiliki kasus PMK terbanyak di Sumut. Hal itu karena pembagian alokasi vaksin tidak berdasarkan kasus, tetapi berdasarkan populasi.

"Distribusi vaksin bukan berdasarkan kasus, tetapi untuk mencegah, kepada ternak-ternak yang belum terkena. Malah, ternak yang sudah terinfeksi PMK tidak bisa lagi diberikan vaksin," jelasnya.

Sugeng Kalbar, Fungsional Medik Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, menambahkan jumlah vaksin yang sudah diterima sebenarnya belum memadai. Hal itu karena Sumut memiliki populasi hampir satu juta ekor sapi.

Namun dia memaklumi karena memang saat ini konsentrasi pemberian vaksin adalah untuk sapi perah dan sapi bibit. Dengan pertimbangan, sapi perah memiliki masa hidup lebih lama karena yang dimanfaatkan adalah susunya. (OL-15)

 

BERITA TERKAIT