07 July 2022, 17:51 WIB

Dampak PMK, Penjualan Daging Sapi di Kota Sukabumi Turun


Benny Bastiandy |

PENYAKIT mulut dan kuku (PMK) cukup berdampak terhadap tingkat penjualan daging sapi di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Tren penjualannya sempat anjlok karena muncul stigma kekhawatiran di kalangan konsumen.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Perdagangan dan Perindustrian (Diskumindag) Kota Sukabumi, Widya Yudha Setiawan, mengaku mendapatkan keluhan dari para pedagang daging yang mengalami penurunan penjualan di tengah wabah PMK. Pasalnya, masyarakat konsumen khawatir PMK bisa menular.

"Para pedagang daging mengeluhkan dari sisi penjualannya menurun akibat dampak PMK," kata Widya, Kamis (7/7).

Keluhan dari para pedagang daging ditindaklanjuti dengan melakukan upaya pemasangan label sehat bagi hewan ternak maupun daging sapi. Pemasangan label dilakukan secara gabungan dengan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan.

"Kami bersama Dinas Ketahanan Pangan turun ke lapangan melakukan labeling atau pemasangan label sehat di setiap kios pedagang daging," ujarnya.

Pemasangan label sehat, sebut Widya, menjadi garansi untuk meyakinkan masyarakat terhadap kondisi daging, terutama sapi, layak konsumsi dan sehat. Artinya, pemasangan label juga sebagai bentuk sosialisasi jika sejauh ini PMK bukan penyakit zoonosis atau tidak menular kepada manusia. "Alhamdulillah, dengan labeling ini kekhawatiran masyarakat untuk membeli daging sapi bisa teratasi," sebutnya.

Saat ini harga daging sapi di kisaran Rp130 ribu per kg. Sedangkan daging ayam di kisaran Rp38 ribu dan telur ayam Rp27 ribu per kg. (OL-15)

BERITA TERKAIT