PENYEBARAN penyakit mulut dan kaki (PMK) sudah menyebar di 19 provinsi yang ada di Indonesia dengan jumlah tertular sebanyak 297.650 ekor. Namun di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, belum ditemukan hewan ternak milik para peternak terpapar PMK.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Jemmy Sadipun kepada mediaIndonesia.com, Kamis (7/7) menuturkan selama ini pihaknya langsung bergerak cepat dengan melakukan pemeriksaan terhadap hewan sapi pascadilaporkan muncul penyakit mulut dan kuku (PMK) di beberapa daerah di Indonesia. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan
ternak yang terindikasi terpapar PMK.
"Sampai saat ini petugas kita melakukan pemeriksaan kesehatan dengan penelusuran klinis di beberapa kandang pemotong dan peternak. Hasilnya belum kita temukan indikasi kasus PMK di Sikka," tandas dia.
Dia mengaku saat ini juga pihaknya terus melakukan berbagai upaya pencegahan agar virus PMK tidak masuk ke Kabupaten Sikka. Di antaranya melarang hewan ternak untuk masuk wilayah Sikka. Ditambahkan, berdasarkan surat Kementerian Pertanian, Pemkab Sikka melakukan pencegahan penyebaran agar tidak meluas dengan mengamankan ketersediaan dan distribusi ternak menjelang Idul Adha dengan cara melakukan lockdown dan penyemprotan desinfektan pada kandang ternak secara berkala.
"Secara kontinyu kami terus melakukan pengawasan di rumah potong hewan (RPH) dan sosialisasi PMK kepada para peternak agar Kabupaten Sikka aman dari virus PMK," ungkap dia.
Ia menyatakan saat ini pihaknya telah menurunkan petugas lapangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak jelang Idul Adha. "Ada sekitar 75 petugas kita turunkan untuk melakukan pemeriksaan," pungkas dia. (OL-15)