01 July 2022, 21:45 WIB

Pemkab Simalungun Bertekad Turunkan Stunting di Angka 14%


Belviana Sianturi |

KEPALA Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Simalungun, tepatnya di RS Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Jumat (1/7).

Dalam kunjungannya ke Kabupaten Simalungun dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional Harganas ke-XXIX 2022, juga bertujuan mengakselerasi program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting menuju Simalungun Rakyat Harus Sejahtera.

Hasto mengungkapkan jumlah penduduk Simalungun mencapai 1 juta jiwa dengan angka stuntingnya 28%, sementara cita-cita Presiden RI harus berada di angka 14 %.

"Kami akan membantu Bupati beserta jajarannya agar angka 28% menjadi 14%. Maka hari ini dilakukan layanan kontrasepsi bersama Pak Bupati yang luar biasa menyemangati para peserta dalam mengikuti layanan ini," ujarnya.

Hasto menuturkan bahwa pihak BKKBN di Simalungun memiliki pendamping keluarga sebanyak 2.088 orang yang bertugas mendampingi keluarga untuk melaporkan siapa yang tinggi risiko stunting.

"Tim pendamping ini juga bertugas untuk mengindentifikasi siapa yang belum punya jamban dan rumah yang tidak layak huni karena BKKBN punya data by name by address lengkap, sehingga kami akan melakukan kerja sama dengan Kementerian PU (Pera) untuk melakukan verifikasi mana yang diusulkan Bupati untuk kami laksanakan," tutur Hasto.


Baca juga: Pangdam-Danrem Pimpin Pasukan Beri Kejutan Kapolda Sulawesi Utara di Hari Bhayangkara


"Jumlah pendamping saya rasa sudah cukup, dan kami minta laporan tentang keluarga, bisa dilaporkan secara update. Saya yakin dengan dukungan kader pendamping keluarga, tingkat stunting dapat di turunkan dan kami juga mengharapkan semua unsur untuk sama-sama mengatasi stunting," tambahnya.

Dalam menurunkan angka stunting, kata dia, harus dimulai dari langkah pencegahan. Program Pemkab Simalungun sudah baik, dengan melakukan pencegahan ataupun pengawasan terhadap masyarakat yang akan menikah.

"Jadi program Pak Bupati ini bagus sekali melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pasangan yang akan menikah tiga bulan sebelum menikah, karena di sini (Simalungun) penduduknya 1 juta, setiap tahun dari 100 ribu yang lahir 16 ribu setiap tahunnya, demikian juga dengan angka pernikahanya cukup tinggi," terangnya.

Dia menambahkan pencegahan akan bisa dilakukan jika pengawasan dilakukan sebelum pernikahan, pemeriksaan kesehatan ketika hamil, dan juga melahirkan, serta mempersiapkan ASI eksklusif kepada anak.

Sementara Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga menuturkan dengan kehadiran Kepala BKKBN merupakan suatu kehormatan bagi Pemkab Simalungun. Pemkab Simalungun sendiri sudah menjalankan beberapa program untuk menurunkan angka stunting dari pemberian imunisasi kepada balita, pemberian bantuan kepada keluarga risiko stunting, pelayanan keluarga berencana bagi pasangan usia subur.

Kemudian dalam mencegah stunting, Pemkab Simalungun juga menggelar kelas ibu hamil. Di kelas tersebut diberikan informasi mengenai program pengasuhan anak di 1.000 hari kehidupan, pengembangan dapur sehat.

"Dengan jumlah pendamping keluarga 2.088 orang di Simalungun, saya rasa ini jumlah yang cukup untuk mengawasi keluarga dengan risiko stunting dan berharap angka stunting di Simalungun bisa terus menurun dan bisa mencapai angka zero," ujar Radiapoh. (S-2)

BERITA TERKAIT