PEMERINTAH Provinsi Sumatra Selatan menggelar Festival Sriwijaya XXX tahun 2022. Kegiatan itu difokuskan di halaman Museum Badaraddin II Palembang, Sumsel selama sepekan yakni 29 Juni - 6 Juli 2022.
Dalam kegiatan pagelaran seni itu melibatkan 1.100 pelaku seni dan budaya. Tak hanya pagelaran seni, juga ada pameran UMKM, dan subsektor ekonomi kreatif.
Menariknya dalam Festival Sriwijaya itu juga ada pameran 43 Warisan Budaya Tak Benda, kekayaan Provinsi Sumsel. Kabid Pengembangan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel, Murry Alfiansyah mengatakan, pihaknya tak sekedar fokus pada pagelaran seni dan budaya, even ini juga dilaksakan untuk mengenalkan kekayaan budaya dari Sumsel.
"Saat ini Sumsel sudah memiliki 43 Warisan Budaya Tak Benda. Belum semua masyarakat kita mengetahui dan mengenal beragam WBTB ini. Karenanya kita perlu mensosialisasikan serta mempromosikan ini kepada masyarakat luas," ujarnya ditemui di Museum SMB II Palembang, Jumat (1/7/2022).
Ia menjelaskan, Sumsel memiliki 17 kabupaten dan kota yang mempunyai banyak ragam budaya sehingga harus dijaga dan dilestarikan.
"Kita sebagai masyarakat Sumsel harus bangga memiliki WBTB. Dan kita juga harus menjadikan WBTB ini sebagai bagian penting untuk menggairahkan wisatawan melirik daerah kita," jelasnya.
Murry menuturkan, pihaknya berharap akan semakin banyak budaya dan khas dari berbagai daerah di Sumsel yang dijadikan WBTB. Mulai dari makanan khas, permainan tradisional, kain atau produk kerajinan dan sebagainya.
"Dengam masuknya semua budaya di daerah sebagai WBTB ini, maka jadi antisipasi agar budaya kita tidak diklaim oleh pihak lain, terutama negara lain," ucapnya.
Sehingga dengan masuknya semua kekayaan Sumsel sebagai WBTB ini akan memberikan daya tarik bagi wisatawan. "Pariwisata menjadi salah satu lokomotif perekonomian dan kebudayaan ini menjadi bagiannya," jelas Murry.
Adapun WBTB yang dimiliki Sumsel diantaranya irama batang hari sembilan adalah istilah untuk irama musik dengan petikan gitar tunggal yang berkembang di sumbagsel. Batanghari sembolan adalah kebudayaan yang berbasis pada sungai.
Kebudayaan ini adalah kebudayaan agraris yang selatas dengan alam. Musik yang diekspresikan dari budaya ini bernuansa romantik, melankolik, dan naturalistik. Lalu ada, Pindang merupakan makanan (lauk) khas Palembang Melayu. Pindang merupakam masakan dengan pengolahan sederhana.
Pada masa lalu, aktivitas masyarakat yang tinggi menyebabkan dorongan untuk memasak secara praktis. Pada sisi lain, Sumsel yang memiliki aliran sungai musi beserta anak-anak sungai lainnya menyediakan ikan yang berlimpah.
"Pindang dan pempek ini menjadi makanan khas Sumsel yang juga menjadi daya tarik wisatawan untuk menikmati kuliner ini ke Palembang," ucapnya.
Selain itu juga ada Tari Gending Sriwijaya merupakan lagu dan tarian tradisional masyarakat Kota Palembang, Sumsel. Baik lagu maupun tarian ini menggambarkan keluruhan budaya, kejayaan dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat Nusantara.
Lirik ini menggambarkan kerinduan seseorang akan zaman dimana pada saat itu Sriwijaya pernah menjadi pusat studi agama Buddha di dunia. "Tarian ini digelar untuk menyambut tamu istimewa yang berkunjung ke daerah tersebut," beber dia.
Selain itu ada pula Ngobeng atau Indangan, Sedekah Serabi, Tepung Tawar, Jejuluk, Tari Gending Sriwijaya dan Rumah Baghi.
Lalu ada Sagarurung, Benteng-bentengan, Tanjak, Pempek, Gulo Puan, Tradisi Sedekah Rame Batu Urip, Tempoyak, Tari Kebagh, Selensang Muzawaroh, Adat Perkawinan Mabang Handak, Tari Silampari Kayangan Tinggi, Songket Palembang, Guritan Besemah, Bidar, Tam-tam Duku, Tari Sambut Muara Enim, Tikar Purun Pedamaran, dam Senjang. (OL-13)