VAKSINASI penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak di Jawa Tengah dimulai Kamis (23/6), jumlah vaksin diterima terbatas hanya 1.500 dosis membuat para peternak khawatir.
Pemantauan Media Indonesia Rabu (22/6) kasus PMK di berbagai daerah di Jawa Tengah semakin meningkat, jumlah ternak seperti sapi, kerbau dan kambing terpapar dari sebelumnya tercatat sebanyak 21.000 ekor naik menjadi 23.487 ekor yang kini memerlukan penanganan serius.
Data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah, dari 23.487 ekor tersebut 20.254 ekor mendapatkan pengobatan dengan 4.949 ekor telah sembuh, 259 ekor terpaksa dipotong dan 116 ekor mati. "Saat ini masih tersisa 18.163 ekor masih dilakukan pengobatan," ujar Kepala Disnakkeswan Jateng Agus Wariyanto.
Mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus PMK lebih luas, demikian Agus Wariyanto, mulai Kamis (23/6) dilakukan vaksinasi terhadap ternak yang masih sehat setelah Pemrov Jateng mendapatkan vaksin sebanyak 1.500 dosis, namun karena terbatasnya jumlah vaksin yang diterima untuk tahap awal ini diperuntukkan sapi perah dan dari balai pembibitan.
Jumlah vaksin yang diterima saat ini, ungkap Agus Wariyanto, masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan, karena jumlah populasi ternak sapi perah saja di Jawa Tengah sebanyak 141.395 ekor tersebar di Kabupaten Boyolali, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Klaten.
Kondisi ini jika dihitung dengsn populasi ternak berisiko PMK, lanjut Agus Wariyanto, jumlah vaksin tersedia semakin jauh dari kekurangan karena ternak berisiko mencapai 8.286.434 ekor yakni 2.016.564 ekor sapi, 58.190 ekor kerbau dan 2.333.425 ekor kambing serta 88.296 ekor babi.
"Setelah vaksinasi tahap pertama ini, rencananya dilakukan vaksinasi dengan jumlah lebih banyak lagi pada bulan Agustus mendatang, setelah datang lagi vaksin yang direncanakan mencapai 3 juta dosis," kata Agus Wariyanto.
Saat ini sebanyak 1.500 dosis vaksin yang sudah diterima, menurut Agus Wariyanto, disimpan di fasilitas cold storage berkapasitas 200 ribu-500 ribu. "Kita hitung semua kebutuhan dan kesiapan daerah, daerah dapat mengambil vaksin yang dibutuhkan agar segera dapat disuntikan sembari nenunggu vaksin berikutnya," tambahnya.
Sementara itu mendapatkan kabar terbatasnya jumlah vaksin saat ini, para peternak di berbagai daerah di Jawa Tengah resah karena jumlah hewan ternak terpapar PMK terus meningkat setiap hari, sehingga mereka meminta agar dilakukan percepatan vaksinasi untuk mencegah penyebaran lebih luas lagi.
"Kami khawatir karena vaksinasi diperkirakan baru bulan Agustus mendatang, sedangkan jumlah ternak terpapar PMK terus bertambah di sekitar wilayah ini," ungkap Sucipto, peternak di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Muhammad Lubis, peternak di Bulusari, Kecamatan Sayung Kabupaten Demak bahwa vaksinasi PMK diharapkan segera dilakukan karena wabah semakin meluas, bahkan sejak sebulan lalu piluhan ternak dimilikinya terpaksa dikarantina karena tertular PMK setelah membeli sapi dari daerah Pati.
Hal serupa juga diungkapkan Sumarsono, peternak sapi di Desa Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal bahwa untuk menghindari penularan PMK bersama peternak lainnya terus melakukan pengawasan ketat pada ternak yang keluar masuk ke wilayah ini. "Kita semakin khawatir karena vaksinasi ternak baru dilakukan pada Agustus mendatang setelah datang vaksin tahap kedua," ujarnya. (OL-13)
Baca Juga: Lantamal VII Kupang Musnahkan Senpi Rakitan