PRODUKSI sorgum di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. Serangan hama tikus dan burung menjelang musim panen mengakibatkan produksi sorgum hingga 50%.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KKP) Pemkab Lamongan Defi Mei lsnaini mengatakan, produksi sorgum tahun ini mengalami penurunan signifikan. "Iya, ada penurunan produksi hingga 50% lebih," katanya, Kamis (16/6).
Pada panen tahun ini produksivitas sorgum sebanyak 557 ton biji sorgum dari total lahan panen 102 hektare yang tersebar di Kecamatan Babat dan Sugio. Rata-rata produksi panen sekitar 5 ton per hektare. Angka produksi tersebut mengalami penurunan akibat serangan hama tikus dan burung. "Untuk tahun ini akan kami tingkatkan lagi," ujarnya.
Periode sebelumnya, hasil panen sorgum tercatat sebesar 1.528 ton biji sorgum dengan luasan area panen antara 220-300 hektare dan produktivitas 6,5 ton per hektare. Saat ini, lanjut dia, petani sorgum di enam desa dari dua kecamatan itu sedang memasuki musim tanam kedua.
Baca juga: PMK Meluas di Klaten, 664 Sapi Dinyatakan Suspek
Terdata, baru 14 hektare areal di Kecamatan Babat yang sedang ditanami. Di Kecamatan Babat, lahan sorgum tersebar di Desa Patihan, Bulumargi, Sambangan, Keyongan, dan Pucakwangi. Di Kecamatan Sugio, lahan sorgum hanya ada di Desa Sidorejo.
Lahan produksi pada musim tanam tahun ini bakal ditingkatkan dari luasan target tanam tahun sebelumnya seluas 211 ha. Menurut dia, potensi lahan sorgum lahan sorgum di Lamongan mencapai 2.000 ha yang tersebar di kawasan utara dan selatan Lamongan. Dengan potensi tersebut Lamongan bisa memproduksi sorgum hingga 12.000 ton biji sorgum.
Apalagi sorgum juga sangat potensial dikembangkan di wilayah Lamongan yang memiliki kontur tanah yang cocok untuk budi daya serta pengembangan sorgum. Adapun jenis sorgum yang ditanam petani ialah KD4 dan Bioguma. Instansinya juga telah membina UMKM yang mengolah sorgum menjadi makanan siap konsumsi. (OL-14)