PENYAKIT mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, masih merebak, Jumlah hewan ternak terpapar terus meningkat. Namun aktivitas pasar hewan di daerah ini tetap berjalan meskipun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang memperpanjang penutupan hingga 20 Juni mendatang.
Pemantauan Media Indonesia, Minggu (5/6), aktivitas pasar hewan di Sumowono, Kabupaten Semarang, tetap berjalan sebagaimana biasanya. Puluhan pedagang kambing menggelar dagangan di pasar hewan tersebut dan transaksi tetap berlangsung. Padahal Pemkab Semarang menetapkan perpanjangan penutupan pasar hewan hingga 20 Juni mendatang sebagai langkah pencegahan penyebaran PMK.
Pemkab Semarang menurunkan tim Satgas Penanggulangan PMK. Namun jumlah hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing terpapar PMK terus meningkat hingga di atas 500 ekor. Karenanya, diputuskan memperpanjang penutupan pasar hewan dari sebelumnya hanya sampai Senin (6/6).
Baca juga: Angin Puting Beliung Rusak Belasan Bangunan di Pesisir Timur Jambi
"Meskipun ada keputusan perpanjangan penutupan pasar hewan, pasar hewan ini tetap buka meskipun penjual dan pembeli lebih berhati-hati dalam memilih ternak," ujar Sunariyo, 50, pedagang kambing di Pasar Hewan Sumowono, Kabupaten Semarang. Bukan berarti tidak mengindahkan keputusan pemerintah, ungkap Kamdi, 60, peternak di Blantir, Kabupaten Semarang, tetapi karena kebutuhan yang mendesak dirinya terpaksa mengurangi hasil ternak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pakan ternak.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha menegaskan berbagai upaya ditempuh untuk mengatasi wabah PMK tersebut. selain melakukan karantina terhadap hewan terpapar, pengobatan, penyemprotan disinfektan di kandang, serta pengawasan ketat lalu lintas perdagangan ternak antardaerah juga terus ditingkatkan. "Semoga langkah ini segera dapat mengatasi PMK di daerah ini," imbuhnya. (OL-14)