PENCARIAN korban kapal motor (KM) Ladang Pertiwi yang tenggelam di perairan selat Makassar masih terus berlanjut. Dari 42 penumpang, 17 di antaranya berhasil dievakuasi dan ditangani medis per Kamis (26/5).
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt Mugen S. Sartoto mengatakan, pencarian penumpang kapal itu melibatkan unsur dari Kantor Syahbandar Makassar, Basarnas Makassar, TNI Angkatan Laut, Polri dan lainnya.
Baca juga: Kemenhub Beberkan Kronologi Tenggelamnya KM Ladang Pertiwi 02
"Kami membuat posko dan mengerahkan tiga kapal patroli Syahbandar untuk pencarian," ujarnya kepada wartawan, Minggu (29/5).
Untuk kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) yang dikerahkan, yaitu KNP 350, KNP 5204 dan KNS 031.
Kemenhub, lanjutnya, juga terus berkoordinasi dengan kapal-kapal setempat melalui Stasiun Radio Pantai (SROP) Makassar dan SROP Batu Living karena posisi tenggelamnya tak jauh dari Pulau Laut yang berada di Kalimantan Selatan.
"Posisi kejadian tenggelamnya kapal nelayan itu berarak 82 Km dari Pulau Laut Kalsel," jelas Mugen.
Ia menambahkan, untuk penyebab tenggelamnya KM Ladang Pertiwi diprediksi karena cuaca yang buruk pada Kamis (26/5).
"Diperkirakan tenggelam karena cuaca pada 26 Mei. Beberapa saat pesawat dialihkan ke Balikpapan dan Bali," pungkasnya.
Kemenhub mengonfirmasi bahwa status kapal tersebut bukan kapal barang, melainkan kapal nelayan. Sehingga, izin pelayaran kapal ini ada di Syahbandar Perikanan, di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Saat dikonfirmasi, KKP mengatakan bahwa KM tersebut merupakan kapal penumpang, sehingga penanganannya dilakukan oleh pihak-pihak terkait di tingkat provinsi.
KM Ladang Pertiwi yang mengangkut puluhan penumpang dikabarkan mengalami kecelakaan laut di Perairan Selat Makassar pada Kamis (26/5). Kapal bertolak dari Pelabuhan Rakyat Paotere Kota Makassar menuju Pulau Kalmas, Kabupaten Kepulauan Pangkajene (Pangkep), pada Rabu (25/5). (OL-6)